[REVIEW] Girls in The Dark - Akiyoshi Rikako

Saturday, December 20, 2014

Manusia adalah makhluk yang mengejar barang yang tidak bisa dia dapatkan; baik itu cinta, kekuatan, maupun status sosial. Namun, sosok manusia yang mengejar semua itu dengan sepenuh hati, terlihat sangat bodoh, tapi di saat bersamaan, juga terlihat menyentuh. (hal. 152)

Judul: Girls in the Dark
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Andry Setiawan
Penerbit: Haru
Tebal: 279 halaman
My Rating: ★★★★

---

Ketua Klub Sastra SMA Putri Santa Maria dikabarkan mati. Shiraisi Itsumi ditemukan meninggal karena diduga jatuh dari atas teras dengan setangkai bunga lily di tangannya. Banyak cerita yang beredar, ia mati bunuh diri atau mungkin juga dibunuh.

Maka, untuk mengenang hari kematian Itsumi, Sumikawa Sayuri sebagai sahabat dan Wakil Ketua Klub Sastra mengadakan acara Yami-nabe (panci dalam kegelapan). Yami-nabe adalah ritual dimana tiap peserta akan membawa bahan makanan yang dirahasiakan dari orang lain. Semua orang harus memasukkannya ke dalam panci berisi air mendidih dan kemudian memakannya. Acara ini juga biasanya dilakukan di tempat berpenerangan sedikit, atau bahkan gelap sama sekali.

Selain Yami-nabe, Sayuri juga meminta setiap anggota Klub Sastra yang menjadi peserta untuk membacakan naskah cerpennya terhadap kematian Itsumi. Dari naskah itulah, akan diketahui dan dianalisis siapa pelaku pembunuhan yang menyebabkan Itsumi meninggal dunia.

Tempat Berada oleh Nitani Mirei
Mirei adalah siswi kelas 1-A, ia dapat bersekolah di SMA Putri Santa Maria karena mendapatkan beasiswa Shiraisi untuk melanjutkan pendidikannya. Walaupun miskin, Mirei adalah anak yang pintar, itulah mengapa akhirnya ia bisa bergabung menjadi anggota Klub Sastra karena ajakan Itsumi.

..., akhirnya aku sadar bahwa aku bukan orang yang hanya bisa menerima, tapi juga memiliki banyak hal yang bisa aku berikan kepada orang lain. (hal. 50)
Macaronage oleh Kominami Akane
Ia adalah seorang pattisier handal, gemar membuat berbagai makanan kudapan khas Eropa yang membuatnya ingin sekali memiliki restoran ala Barat. Akane yang awalnya sangat membenci Itsumi, tiba-tiba tertarik bergabung dengan Klub Sastra karena mengetahui di salon terdapat sebuah dapur mewah yang dapat digunakannya untuk memasak.

Menurutku rasa iri timbul karena perasaan yang mengatakan bahwa seseorang seharusnya bisa menjadi seperti yang dia irikan. (hal. 50)
Balkan di Musim Semi oleh Diana Detcheva
Diana adalah murid internasional yang berasal dari sebuah desa di Bulgaria bernama Rebagrad. Ia mendapatkan beasiswa tersebut karena mengenal Itsumi yang pernah melakukan semester pendek di desanya. Kecintaannya terhadap Jepang semakin timbul saat Itsumi memintanya untuk melakukan pertukaran pelajar ke negeri Sakura tersebut.

“Kalau kamu benar-benar ingin membalas budi, jangan kepadaku. Tapi lakukan pada orang-orang yang tidak beruntung.” (hal. 49)
Perjamuan Lamia oleh Koga Sonoko
Selain Itsumi, Koga juga bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Ia tidak percaya pada hal-hal berbau supranatural dan non-ilmiah. Baginya, segala sesuatu bisa dan harus rasional. Keinginan yang kuat itulah yang menyebabkannya harus melakukan apa saja agar dapat menjadi seorang dokter.

Apakah kehidupan akan jadi bermakna tanpa kita sendiri yang menjadi tokoh utamanya? (hal. 226)
Pengebirian Raja Langit oleh Takaoka Shiyo
Dari anggota Klub Sastra, mungkin Shiyo-lah yang paling cocok untuk mengenal sastra. Ia adalah seorang penulis yang telah mendapatkan penghargaan terhadap bukunya. Mengetahui hal tersebut, Itsumi mengajak Shiyo agar mau bergabung dengan klub yang sejak lama vakum tersebut.

“... Bukankah kita diajari supaya kita memaafkan orang yang bersalah pada kita?” (hal. 95)
***

Daebak!! Ceritanya benar-benar mistis dan agak sadis. Penuh misteri dan banyak teka-teki. Kalau membacanya, kita benar-benar dikejutkan dengan ending yang benar-benar mengerikan. Hmm... recommended untuk kamu yang suka genre seperti ini.

Ada hal-hal yang tidak bisa dibicarakan justru karena sahabat. (hal. 58)
Aku mulai membacanya sejak beberapa minggu lalu, kemudian terhenti (lagi) karena kesibukan. Awalnya, harus melanjutkan dari bab kedua itu agak sulit, akhirnya memutuskan untuk membaca lagi dari awal. Hmm... tapi, kalau boleh jujur, aku curang ya, karena membaca dari akhir-awal-tengah-awal-tengah-akhir. Random saja, tapi tetap rasa tegangnya akan berbeda bagaimanapun teknik membacanya.

Dari yang atas tadi, memang cukup spoiler. Ya karena aku tau mungkin sudah banyak orang yang membaca buku Akiyoshi-sensei ini. Tapi, untuk beberapa aku biarkan tersembunyi supaya kesannya masih-ada-yang-harus-ditebak. Hehe...

Setiap naskah cerpen yang dibacakan oleh anggota Klub Sastra memang punya pandangan berbeda-beda, walau... alur ceritanya mungkin hampir sama satu dengan yang lainnya. Aku pikir, mereka terlalu menghormati Itsumi dan menyudutkan teman-temannya sesama anggota Klub Sastra. Benar-benar persaingan ala SMA Putri.

Kesan yang muncul adalah kita harus benar-benar memeras otak untuk tahu siapa sebenarnya ‘pelaku pembunuh Itsumi’ itu. Apalagi, kalau kamu membaca seperti biasanya, masih ada kemungkinan kamu lupa apa cerita di bab sebelumnya *ups spoiler, eh itu sih aku*. Setiap kisah, memberikan teka-teki tersendiri yang harus kita rangkai menjadi puzzle yang seutuhnya. Tapi... mungkin saja semuanya pudar bila kita tahu ending-nya ternyata... sangat, sangat, sangat, sangat mengerikan, menegangkan, dan menakutkan.

Duh, beneran deh! Sampai saat aku menulis resensinya pun, masih terbayang dan ada rasa tidak percaya dengan ending-nya itu. Rikako-san memang pintar mengaduk-aduk emosi pembaca :D Jadi, bersediakah kamu mendengarkan cerita mereka dalam kegelapan?

Rahasia akan menjadikan kehidupan orang yang mengetahuinya menjadi harum dan memberikan rasa yang penuh akan cita rasa. (hal. 227)

Pegang rahasianya, rebut tempatnya berada, dan sudutkan. Menggenggam rahasia seseorang sama dengan menggenggam jiwanya. Tidak ada kepuasan yang melebihi kepuasan itu. (hal. 227)

Kalau kau ingin menggerakan orang sesuai dengan kehendakmu, genggamlah rahasianya... (hal. 237)

by.asysyifaahs(◕‿◕✿)

No comments:

Post a Comment

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs