[REVIEW] Cheeky Romance - Kim Eun Jeong

Thursday, December 25, 2014

Karena ketika pikiran rasional mengambil alih, maka itu bukan cinta. Cinta bukanlah sesuatu yang bisa sepenuhnya diatur oleh pikiran manusia. (hal. 320)

Judul: Cheeky Romance
Penulis: Kim Eun Jeong
Penerjemah: Putu Pramania
Penerbit: Penerbit Haru
Tebal: 447 halaman
My Rating: ★★★★★

---

Yoo Chae baru saja mengetahui bahwa kekasihnya, Kang Hee Jae telah berselingkuh dengan atasan kerjanya di kantor. Sontak, ia hanya bisa memaki-maki mantannya itu melalui jejaring sosial kantornya. Namun, bukannya meluapkan emosi terhadap masalah itu, ia malah mendapat masalah baru di kantornya. Belum lagi, ketika menjadi reporter di acara “Berburu Informasi, LIVE”, Yoo Chae yang sedang mencoba berbagai makanan tiba-tiba saja dimarahi oleh seorang lelaki yang melarangnya makan makanan tersebut karena katanya makanan tersebut tidak baik untuk kesehatan kehamilannya.
“Kacang merah itu tidak hanya bisa memperlambat perkembangan janin, tapi juga menimbulkan kontraksi di uterus. Bisa juga meningkatkan produksi hormon yang dapat menimbulkan kelainan pada bayi.” (hal. 42)

Yoo Chae disangka sebagai ibu hamil, hal itulah yang menjadikannya mendapat julukan “Ibu Hamil Nasional”.

Dokter So Yoon Pyo, lelaki yang menuduh Yoo Chae itu malah mendapat dampak yang baik bagi dirinya. Karena dianggap peduli terhadap pasien-pasiennya, ia kemudian dijuluki sebagai “Dokter Nasional”. Walaupun memiliki sifat tidak sabaran, Yoon Pyo adalah orang yang profesional dan perhatian dengan kondisi ibu yang sedang hamil.

“Sepertinya kau ini harus belajar untuk bersabar. Meskipun kau tidak sabar dan ingin cepat-cepat melakukan sesuatu, toh dunia ini tetap berputar dengan kecepatan yang sama di mana pun itu.” (hal. 154)
Berkat kejadian tersebut, citra seorang Yoo Chae mendapat tanggapan yang buruk dari masyarakat. Kantor tempatnya bekerja merasa kurang puas dengan tingkah laku Yoo Chae. Hal itulah yang membuatnya dipindahkan ke kantor cabang daerah di Wonju. Namun, karena masih dirasa ia memiliki kesempatan, PD Nam akhirnya menawarinya untuk menjadi reporter tetap dalam acara dokumenter kedokteran.

“Masih banyak jalan yang harus kulewati di hidupku ini. Fokusku adalah apa yang ada di hadapanku saat ini, sementara hal-hal yang lainnya rasanya ingin kubuang jauh-jauh saja ke luar angkasa. Fiuh...” (hal. 57)
Sial bagi Yoo Chae, ia bertemu lagi dengan lelaki yang menuduhnya sebagai ibu hamil itu. Malah, televisi penyiaran mereka akan bekerja sama dengan dokter spesialis bagian kandungan di Rumah Sakit Taejo. Kini, Yoo Chae dan Yoon Pyo akan saling bertemu setiap hari.

Hanya ada satu cara bagi mutiara untuk menjadi mutiara sejati, yaitu dengan memecahkan cangkangnya dan keluar untuk menunjukkan dirinya sendiri. Ia harus bersinar agar orang lain dapat mengenali ‘nilai’nya, yaitu dengan kerja keras. (hal. 109)
Kesialan belum berhenti sampai di situ, lagi-lagi Yoon Pyo menganggap bahwa Yoo Chae adalah ibu hamil setelah mendengar suara yang aneh dari rental house milik Yoo Chae. Kesalahpahaman itulah yang membuat Yoo Chae semakin benci dengan dokter kandungan itu.

Hari demi hari mereka lewati untuk melakukan syuting acara dokumenter tersebut. Meskipun antara reporter dan dokter kandungan tersebut seringkali tidak akur, kadang ada satu waktu dimana mereka akan saling memahami satu sama lain. Kejadian mulai dari seorang ibu yang akan melakukan persalinan induksi, ibu yang dipaksa melahirkan pada hari tertentu karena kemauan sang mertua, hingga tragedi kelahiran bayi ichthyosis semakin mendekatkan antara Yoo Chae dan Yoon Pyo.

“Pada dasarnya, hadirnya sebuah kehidupan baru memiliki makna yang sangat penting.” (hal. 11)
Namun, ada banyak masalah yang menjadi rintangan kedekatan mereka. Mulai dari perkiraan pendonor So Yeong-eonnie, kedekatan dengan Dokter Hye Rong, hingga masalah pelik yang terjadi antara Yoon Pyo dengan ibu kandungnya sendiri. Akankah Yoo Chae sanggup menghadapi semuanya itu? Bagaimana dengan sekelumit kejadian yang ditakutinya? Baca selengkapnya di Cheeky Romance.

***

Lucu! Seperti yang dikatakan admin @penerbitharu di instagramku, “Admin suka bgt lho novel ini. Jatuh cinta sama dokter Yoon Pyo *emot kiss*”. Aku juga jatuh cinta sama Dokter Yoon Pyo. Walaupun karakternya nggak sabaran dan mudah mengatakan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya, ternyata dokter yang satu ini juga romantis, lho.

Karakter Yoo Chae yang diceritakan dalam novel ini juga punya kesan yang menarik. Reporter yang punya banyak ide namun terhalang hanya karena masalah yang menderanya ini ternyata usil juga. Suka deh!

“Kesempatan hanya datang kepada mereka yang sudah siap.” (hal. 108)

Masalah sebenarnya berawal gegara Yoo Chae berteriak-teriak “tidak akan menghapusnya” saat berada di rumah sakit untuk mengantar So Yeong-eonnie, teman yang sekaligus kakaknya yang sedang memeriksakan kehamilannya di RS Taejo. Sontak saja, Dokter Yoon Pyo yang mendengar hal tersebut mengira bahwa Yoo Chae adalah ibu hamil yang ditinggalkan pasangannya karena tidak mau bertanggungjawab. Ckckck, iyalah... Yoo Chae teriak gitu karena dia nggak mau menghapus makiannya buat Hee Jae di jejaring sosial kantornya itu.

Terlebih, saat bertemu lagi di restoran, Yoo Chae yang lagi nyobain makanannya—sup kacang merah, ikan fugu, dan alkohol—tiba-tiba aja dimarahin sama Yoon Pyo. Duuh, apalagi itu kan acaranya disiarkan langsung. Mau taruh dimana muka Yoo Chae ya? Haghaghag.

Jadi, berawal dari kesalahpahaman ini ternyata punya dampak yang besar ya bagi banyak orang. Yang satu sih boleh jadi untung, tapi kan yang lain malah ngerasain ruginya.

“Kau jangan semudah itu mengabaikan masalah orang, atau omongan orang. Kalau semua orang di dunia ini seperti itu, mungkin tidak ada yang mempunyai kemauan untuk peduli terhadap orang lain.” (hal. 134)
Nggak hanya itu, cerita juga nggak sekadar tentang Yoo Chae-Yoon Pyo. Tapi juga soal masalah keluarga Yoo Chae; adiknya Yoo Gyu yang nakal namun tetiba berniat menikahi Eun Yi yang lagi hamil, bibinya yang nggak mau menikah, sampai neneknya yang sering menghilang gara-gara mencari ‘si manis’. Begitupula dengan Yoon Pyo, yang punya masalah sama ibunya sampai rasanya nggak mau lagi berhubungan dengan beliau.

Cerita So Yeong-eonnie yang mendapat donor sperma juga ambil bagian, bahkan cukup menentukan ending ceritanya. Diceritakan nih, kalau So Yeong ini nggak mau menikah karena menganggap laki-laki tuh sama aja, nggak ada bedanya kayak binatang. Meskipun demikian, ia tetap mau punya anak dengan cara mendapatkan donor sperma yang nggak tau asalnya dari siapa. Terus, ada juga Dokter Hye Rong yang sebenarnya nggak bisa disebut mantan kekasih Yoon Pyo sih, cuma.. karena mereka pernah saling dekat dan direncanakan untuk segera mengikat janji, ternyata punya andil yang menarik dalam menciptakan konflik cerita.

“Tapi, mau laki-laki sehebat apa pun, tetap saja mereka tidak bisa membuang sikap mereka yang kadang berubah seperti anjing, kadang seperti manusia.” (hal. 112)

Waah, pokoknya kompleks deh. Selain kisah fiksinya, di sini kita juga bisa mendapatkan secuil ilmu baru soal spesialis kandungan. Contohnya, seperti yang disebutkan di awal, bahwa kacang merah dan ikan fugu itu nggak baik buat ibu-ibu yang lagi hamil, apalagi kalau sampai minum alkohol. Bahaya banget buat kesehatan janin yang dikandungnya kan? Terus, soal kelahiran bayi sungsang yang posisinya cukup mengkhawatirkan kalau dilahirkan secara normal. Ada juga ilmu baru tentang bayi ichthyosis, yakni kondisi bayi dimana kulit mereka seperti sisik ikan. Nggak hanya itu, umumnya bayi dengan kelainan seperti ini juga punya kehidupan yang nggak akan lama. Waah, pokoknya menarik deh, walaupun hanya sedikit tapi kita jadi tahu hal-hal seperti ini kan?

Alur yang maju-mundur-cantik ini nggak akan bikin kita pusing—kecuali aku sendiri sih yang kadang bingung menentukan antara Yoo dan Yoon, nyaris. Latar yang diambil juga mudah untuk dibayangkan, seolah-olah kayak nonton drama Korea. Hihi, mungkin kalau Cheeky Romance jadi cerita dalam K-drama, pasti bakal lebih menarik membayangkannya. Oh iya, di awal bab juga kita disuguhkan dengan kutipan-kutipan yang keren. At least, ini buku yang recommended banget buat para dewasa muda :D

Orang-orang menyebutnya takdir, yang sebenarnya merupakan gabungan dari kesalahan tiap individu. –Oliver Hervord- (Bab 1)

Kemarahan yang memuncak terkadang membuat keajaiban. –Stanislaw Jercy Lac- (Bab 2)

Takdir dapat mengetuk pintu dengan kuat atau dengan lembut. Tergantung dari terbuat dari apakah pintu itu. –Mary von Ebner- (Bab 3)

Segala hal yang kejam adalah sebuah balas dendam –Otto Weininger- (Bab 4)

Balas dendam itu sebenarnya hanyalah bentuk kekanakan dari hati yang masih kekanakan. –Liberal- (Bab 5)

Orang yang jatuh cinta seperti orang yang berjalan dalam tidur. Tidak hanya melihat dengan matanya, tetapi juga dengan seluruh tubuhnya. –D’Aurevilly- (Bab 6)

Ciuman adalah maling yang mencuri hati. –Socrates- (Bab 7)

Rasa cemburu selalu hadir bersama rasa cinta. Tetapi, ia belum tentu pergi dengan rasa cinta itu. –La Rochefoucauld- (Bab 8)

Cinta tidak mengenal aturan. –Montaigne (Bab 9)

Mau diteliti sebanyak apa pun, wanita seperti makhluk yang ‘baru’. –Leo Tolstoy- (Bab 10)

Mengapa orang terjatuh? Supaya ia belajar untuk berdiri lagi. –Batman Begins- (Bab 12)

Tidak ada rahasia. Yang ada hanya sesuatu yang tidak kau ketahui. –Anonim- (Bab 13)

Pacaran itu seperti setan, api, surga, dan neraka. Lalu seperti kesenangan dan penderitaan, kesedihan dan kebahagiaan. Semua ada di dalamnya. –Benfield- (Bab 14)

Gunung tidak akan pernah bertemu gunung. Namun manusia akan selalu bertemu manusia lagi. –Peribahasa Amerika- (Bab 15)

Kekuatan sebuah hubungan percintaan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang pernah mengalaminya. –Prevost- (Bab 16)

by.asysyifaahs(◕‿◕✿)

No comments:

Post a Comment

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs