[REVIEW] Oishii Jungle by Erlita Pratiwi

Monday, July 7, 2014

“... Sejatinya, sebuah persahabatan tidak akan lekang oleh waktu dan rentang jarak yang memisahkan.” (hal. 190)

Judul: Oishii Jungle
Penulis: Erlita Pratiwi
Penerbit: Grasindo
Tebal: 194 halaman
ISBN: 978-602-251-489-3
Rating: ★★★

---

Shasa, si anak Mama itu tiba-tiba saja bertanya pada Era tentang tempat eksotis di Indonesia yang seru dikunjungi dan tidak mudah untuk melupakan pengalamannya. Era, partner in crime-nya itu merasa heran, kenapa tiba-tiba Shasa menanyakan hal demikian? Padahal, biasanya ia tidak perlu bersusah payah untuk menanyakan tempat-tempat wisata menarik di Indonesia, karena tentu saja Shasa akan lebih banyak berlibur di luar negeri daripada di tanah airnya sendiri.

Maka demi menonton drama kabuki di gedung teater Kabuki-za, Tokyo, ia rela mencari cara agar supaya ia bisa menarik minat Akiko dan Kenji—temannya yang berada di Jepang itu—untuk menyetujui destinasi wisata Indonesia yang ditawarkannya. Ia sampai meminta Era untuk mencari lebih banyak tempat wisata yang diinginkan Akiko itu.

Mengapa warga negara asing lebih peka dengan keberadaan hewan-hewan yang nyaris punah itu? Mengapa bukan warga negara ini yang terpikir untuk menyelamatkan mereka? (hal. 138)
Dari pilihan yang ada, akhirnya Shasa memilih Taman Nasional Tanjung Puting. Selain deskripsi Era yang cukup menarik minatnya dibanding pilihan lain, kebetulan mereka berdua juga mempunyai teman kuliah yang tinggal dan cukup mengenal taman nasional tersebut, yaitu Heru, teman SMP mereka yang kini juga satu kampus di kampus yang sama.

Bagiku, pengalaman masuk hutan seperti ini sungguh luar biasa, meski panas yang terasa cukup menyengat. (hal. 130)
Perjalanan mereka tidak hanya ke Taman Nasional Tanjung Puting saja, tapi juga beberapa tempat wisata lain yang memang lokasinya berdekatan dengan taman in-situ tersebut. Mereka berlima—Shasa, Era, Heru, Akiko, dan Kenji—mengunjungi Camp Leakey, yang akhirnya malah membawa mereka pada pertemuan dengan Siswi. Sekaligus mengarungi Sungai Sekonyer yang tak disangka airnya berwarna kecokelatan dan ada buaya. Wow! Benarkah perjalananan Shasa di Pulau Borneo itu menyenangkan? Bagaimana nasibnya ketika seorang anak Mama yang biasa berlibur di luar negeri, tiba-tiba harus dibawa berlibur di hutan Kalimantan? Baca selengkapnya di Oishii Jungle.

***

Yep, janjiku sama Kak Erlita telah dipenuhi. Hehe, dari lusa kemarin—padahal bukunya sampai bulan lalu—aku sudah bilang kalau aku bakal secepatnya bikin review, dan baru selesai sekarang sih, diburu waktu karena besok harus mulai sekolah lagi, xoxo. Domo arigatou gozaimashita.

Nah, bukunya memang aku simpan dulu, soalnya harus membaca buku lain yang lebih diburu waktu [FYI, aku pinjam sih, hihi]. Ngomongin tentang buku ini, jadi bikin flashback 8 tahun lalu ketika masih tinggal di Kalimantan, bukan di Kalimantan Tengah sih, tapi di Tanjung, Tabalong - Kalimantan Selatan. Ah, yang penting mah sama-sama ada Tanjung-nya, hoho *bersikeras*


Aku suka detil yang dipaparkan mengenai Tanjung Puting itu sendiri, padahal sebelum mengetahui bukunya, aku nggak pernah tuh tahu betul soal taman nasional ini, soalnya penasaran aku cuma sampai Kalimantan Selatan aja, lebih ingat Martapura, Banjarbaru, Amuntai, dan tentu saja Tanjung, hehe. Sayangnya, pendetilan yang cukup banyak ini malah jadi membawa adegan lain yang aku rasa kurang perlu, salah satunya ketika mereka berlima makan di warung makan yang kemudian menjaminkan... *ups, spoiler*.

Ceritanya sebenarnya diawali dari kampus Shasa, berlanjut juga ke salah satu kedai makanan Jepang. Eh, secara nggak langsung, Kak Erlita juga ‘menyusupkan’ judul bukunya, Takoyaki Soulmate. Waduh, jadi penasaran sama buku yang itu tuh, hoho! *kode nih, kode*

Biasanya kemampuan berbahasa akan berkurang atau menghilang bila bahasa itu jarang digunakan. (hal. 69)
Ah iya, dari banyaknya tokoh, aku sih lebih suka sama Kenji, dia photographer maniac. Dikit-dikit foto, dikit-dikit foto. Sini deket sama aku, jadiin modelnya, kita selfie bareng, mwehehehe. Akiko juga bikin aku sadar dengan cara dia berbahasa. Kalau pilih imagination character, aku jadi inget Haruka JKT48 cocok banget jadi Akiko, soalnya usil. Anyway, Shasa juga ingetin aku sama teman sekelas, namanya Sarah—kadang dipanggil Sasha juga sih, beda dikit—anaknya punya sifat yang sama persis sama Shasa, sama-sama anak Mama, manja, sering libur tiap weekend, tapi tetap produktif dan manjanya nggak menye-menye, dia juga fotografer andalan aku. Nah, kalau buat Heru, aku juga kepikiran Iqbal—yang masih teman sekelasku juga—deskripsinya sih bilang Heru itu agak gendut, mirip Iqbal banget. Dan tahu kenapa, Sarah sama Iqbal sebenarnya pernah jadian, tapi mereka udah failed. Duuh, kalau Oishii Jungle sih lain cerita, hoho *aduh, takut keluar spoiler*.

Bekantan di Taman Nasional Tanjung Puting
Pokoknya, secara nggak langsung buku ini juga menyadarkan kita bahwa seharusnya sebagai masyarakat Indonesia kita kudu bangga sama negeri tercinta ini. Adam Young aja pakai bahasa Indonesia yang baik dan benar, masa kamu nggak? Hehe, ditunggu Takoyaki Soulmate mendarat di rumahku, Kak Erlita *ngarep* *ditampol*.


Ada beberapa kalimat sindiran halus yang patut dibaca:
1. Siapa bilang harus punya pacar untuk merasakan suasana romantis? (hal. 2)
2. “Tau sendiri, kan, orang Indonesia nggak pandai merawat kekayaan alam yang ada.” (hal. 23)
3. ..., manfaatkan semaksimal mungkin semua sumber daya yang ada untuk mendukung usahaku. (hal. 59)
4. “Begitu dong jadi anak muda. Produktif, nggak cuma galau melulu.” (hal. 74)

by.asysyifaahs(◕‿◕✿)

No comments:

Post a Comment

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs