[REVIEW] Reasons - Aditia Yudis

Saturday, May 21, 2016

Baginya, mencegah hal-hal buruk terjadi lebih baik daripada harus mencari-cari masalah. Dalam hidup, sebuah masalah sering kali masuk tanpa permisi tanpa perlu diundang. (hal. 41)

Reasons
Penulis: Aditia Yudis
Penerbit: teen@noura
Penyunting: Ida Wadji, Jason Abdul (@jason_isme)
Penyelaras aksara: Putri Rosdiana, @kaguralian
Penata aksara: Nurhasanah (@nunu_129) 
Perancang sampul: Fahmi Ilmansyah 
Penggambar ilustrasi: Yahya Abdul Aziz 
Tebal: 332 halaman
Terbit: Juli 2013 (Cetakan I)
Ratingku: 3/5

---

Adeline dan Amber adalah dua orang siswa yang memiliki latar belakang berbeda namun punya keinginan yang sama, menjadi pemenang lomba karya tulis ilmiah agar bisa masuk kampus impian mereka dengan mudah. Keduanya sama-sama pintar, tapi kalau diibaratkan ftv, Adeline adalah tipe cewek yang nggak cukup beruntung dengan kondisi keluarga yang biasa saja, belum lagi keadaan ayahnya yang sudah meninggal membuat Adeline terpaksa menjauh dari ibunya dan tinggal di kosan. Berbeda dengan Amber yang bisa dibilang punya kondisi yang serba nyaman, meski demikian tetap saja ia sering mengeluh dengan keinginan orangtuanya yang memaksa ia untuk selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya, Abimantra.

Mereka awalnya nggak begitu saling kenal, sampai akhirnya lomba karya tulis ilmiah itu menyatakan bahwa Adeline sebagai pemenangnya, membuat Amber yang berambisi mendapatkannya menjadi geram. Lantas saja ia menyebar banyak gosip buruk bersama Marina—temannya—supaya Adeline merasa tidak nyaman untuk memutuskan masuk kuliah. Gosip-gosip itu awalnya dibiarkan saja oleh Adeline, sampai suatu gosip dari Amber membuat marah Adeline, dan pertengkaran pun nggak bisa terelakan lagi.

Sering kali masalah tidak bisa selesai tanpa dukungan orang lain. (hal. 161)

Keadaan tersebut membuat Adeline mulai berbagi cerita dengan Sigit, sepupu jauh Bang Rizal si pemilik kosan tempat Adeline tinggal. Bahkan meski berat hati, Adeline terpaksa meminjam sejumlah uang yang cukup besar pada Bang Rizal untuk mengganti iPhone milik Amber yang tidak sengaja dirusaknya. Untuk menggantinya, maka Adeline pun bersedia bekerja tanpa dibayar di warnet milik Sigit yang kebetulan juga mahasiswa UI—kampus impian Adeline.

Benang merah lain muncul ketika Adeline dan Abimantra saling mengenal satu sama lain. Pun halnya dengan Amber yang belum lama ditinggal mantan kekasihnya, bisa menyukai Sigit. Kejadian tersebut secara nggak langsung mengikat mereka dalam lingkaran yang sama. Lalu, apa ya yang bakal terjadi sama mereka? Mungkin nggak Adeline dan Abimantra jadian? Memangnya Amber rela kakaknya berhubungan dengan musuh bebuyutannya itu?

“... Sayang banget kalau lo mundur di tengah jalan gini. Rasa penasaran itu ada baiknya dituntaskan biar enggak menghantui sampai tua nanti.” (hal. 197)

Sebelum ini, aku pernah nge-tweet kalau aku bakal off di blog buku. Cailah! Songong banget sih, padahal masih sayang-sayangnya juga xP Nggak kok, nggak akan sampai ke laut, cuma frekuensi aku ngeblog nggak bakal sesering dulu *padahal dulu juga nggak sering sih, Cip*. Ehem, tapi niatnya bakal rada menyayat sih, aku mau jual sebagian bukuku untuk dibeliin buku. Buku apa? Buku kuliah TPB. Hahaha... Tunggu aja ya, aku mau launching #JualBukuUntukBeliBuku. Kalau bisa sih, ikut beli juga :P

“Kasian tahu lihat dia begitu. Gue tahu, sih, ditinggalin itu sakit. Tapi, sakit karena ditinggalkan itu enggak akan sembuh kalau kita terus tinggal di kenangan yang sama.” (hal. 176)

Oke, yang tadi curhat. Aku baca Reasons dua hari yang lalu, mau dituntasin sebelum bukunya kujual, sayang kan punya buku tapi nggak “digrepe” dulu sama yang punya, hahahaha. Awal baca rada nggak ngeh, tapi jalan sampai akhir cerita aku bisa namatin dua jam lho! *dipake skill nyekim buku, hihi*. Main theme-nya soal drama akhir sekolah, pas banget sama aku yang sekitar 10 hari lagi bakal graduation. Yeay! Tapi ide ceritanya ala-ala ftv gitu, ada korban dan pelaku yang dendam, si biasa aja dan famous sekolah tapi sama pintarnya, ketemu di konflik yang sama, gitu gitu gitu bla bla bla. Btw, aku awalnya simpati sama Adeline tapi nggak jadi pas menuju akhir. Kenapa? Baca aja deh! *tapi karena buku lama, boleh dong beli yang aku #promositeuteup* 

Karakter Adeline ini nggak bisa dibilang geek, hanya karena rambut cepolnya yang agak berantakan sih. Pintar dan anaknya sabar, atau mungkin cuek juga ya. Nah kalau Amber sebenarnya dia bisa jadi anak baik kalau orangtuanya nggak ngasih dia pressure. Masa sih masih aja ada orangtua yang maksa anaknya harus masuk UI, masih ngebanding-bandingin pula, terus pas beneran si Amber masuk UI, nah emak-bapaknya nggak terima lagi hanya karena dia nggak di FK-nya, malah ambil Fikom. Wahahaha, parah sih ya, tapi memang aku akui ada orangtua temenku yang kayak gitu juga meski nggak ‘seberat’ emak-bapaknya si Amber ini, terberkatilah aku yang mamaibu dan ayahpapi ngebebasin pilihan kuliah. #Ahzek!

It’s mean karakter yang dimunculkan kuat, apalagi pendeskripsian soal tokoh-tokohnya juga, bikin mudah ngebayangin sih ya, cuma aku nggak tau bentuk rambut Sigit yang ditulis afro. Afro kayak gimana dah?!

Terus terus Kak Adit juga memunculkan serial idolanya di sini, buku-buku J.R.R. Tolkien. Tapi nih, buku-buku itu nggak cuma jadi pajangan aja, serial ini cukup membangun isi cerita yang ngedukung relasi antar tokoh. Keren deh, jadi pengen baca juga The Hobbit dan kekawanannya *mlipir cari pinjeman* 

So far itu yang aku temuin, cacat dikit wajar, ada typo gegara nggak ada spasi. Terus kalimatnya sebagian ada yang masih kaku sih, jadinya kurang cocok kalau dipakai pas si tokoh lagi ngomong lo-gue, kecuali Adeline yang memang dari awal pakai aku-kamu. Kamunya aku siapa? #bruh Dan aku baru sadar ya ternyata cover-nya dua lapis, warna pink coral eye-catching banget, walaupun rada nggak paham di lapisan cover kedua. Apalagi gambar dua cewek itu menggambarkan banget kedua karakter utama kita. Dan kenapa judulnya ‘reasons’? Karena akan selalu ada alasan untuk sebuah impian, apapun itu.

Setiap orang pernah melakukan kesalahan, begitu pula Adeline. Meski begitu, setiap orang punya hak untuk mendapatkan maaf dan diberikan kesempatan kedua. (hal. 307) 

4 comments:

  1. Ada curhatnya juga ternyata, hehehe. Saran saya, jual bukunya di blog aja. Kan banyak yang mampir toh. Siapa tahu ada yang sedang mencari salah satu judulnya. Soalnya saya juga sering beli buku ke blogger buku pas awal bulan alias gajian. Lebih murah dan dapat banyak. hahaha

    Buku ini kategori teenlit ya? Seru sih, karakternya saling bersinggungan gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nyelip dikit curhatnya xD

      Iya, rencana akan ditampilin juga di blog, tapi masih milah-milah dulu nih. Jangan lupa beli juga ya Kak ^^

      Delete
  2. emang ortu jaman sekarang suka maksa anak2nya -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak semua juga sih, hehe... Some of them lah :D

      Delete

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs