[REVIEW] Single Ville - Choi Yun Kyo

Thursday, February 19, 2015

Judul: Single Ville
Penulis: Choi Yun Kyo
Penerjemah: Krisnadiari
Penerbit: Penerbit Haru
Tebal: 308 halaman
Penyunting: Kp Januwarsi
Proofreader: Dini Novita Sari
Ilustrator isi: Angelina Setiani, Frendy Putra
Rating: ★★★

---

Come over here, all you who are weary and burdened, and I will give you rest.
This is Single Ville, a.k.a a land flowing with milk and honey.
Single Ville adalah sebuah desa yang terdiri atas sebuah area peristirahatan dan enam buah cottage. Indahnya hutan pohon birch putih memagari tempat tersebut bagaikan tirai, yang memberi kenyamanan layaknya negeri dalam dongeng. Dari Single Ville, ada enam penghuni yang telah lolos seleksi dengan tingkat keketatan 1:1000. Berbagai alasan mendasari mengapa mereka menginginkan hidup di Single Ville.

Bagaimanapun kehidupan manusia itu selalu seimbang; ketika kita mendapatkan sesuatu, di saat yang sama kita harus melepaskan yang lain. (hal. 43)

Salah satunya adalah penghuni rumah nomor dua bernama Choi Yun Seong, ia adalah penghuni yang memanfaatkan fungsi Single Ville sebagaimana mestinya. Sebagai seorang penulis buku, ia benar-benar menginginkan hidup dalam ketenangan dan jauh dari hiruk pikuk interaksi sosial yang dihindarinya. Baginya, di tempat itulah ia bisa menemukan kondisi tersebut... sebelum kemudian datang penghuni rumah sebelahnya.

"Seorang lajang seharusnya hidup mandiri, bukannya mengganggu kehidupan orang lain". (hal. 73)

Adalah seorang wanita yang memperkenalkan diri sebagai Im Seo Yeong-lah yang membuat keinginan Yun Seong untuk hidup tenang menjadi kacau. Setiap hari berbagai peristiwa rumit menimpa orang-orang yang hidup disana. Identitas penghuni rumah nomor 3 yang diketahui sebagai Im Seo Yeong terungkap. Hal ini dilakukan penghuni rumah nomor 4, Jeong Geon Woo karena merasa janggal bahwa dia bukanlah Seo Yeong yang sebenarnya. Terlebih, ada mantan detektif, Go Seong Min yang masih memiliki kasus tak terpecahkan hingga ia menghuni rumah nomor 5.

"Kerja kerasa dan hambatan merupakan dua hal yang pasti kita lalui, karena pilihan apa pun yang kita ambil pasti punya kelebihan dan kekurangan di saat yang bersamaan. Tapi belum tentu kita bisa memberikan keputusan yang terbaik, meskipun kita sudah menghabiskan begitu banyak waktu."

"Pikirkanlah apa yang tidak dapat kau lepaskan, serta apa yang bisa kau korbankan. Sebab, untuk memperoleh apa yang kau inginkan, kau harus segera melepaskan yang lainnya. Dan hal itu berlaku untuk semua orang; baik untuk yang masih lajang maupun yang sudah menikah." (hal. 147)

Kejadian-kejadian misteri tersebut satu per satu terkuak seiring berjalannya waktu. Siapakah Im Seo Yeong sebenarnya? Lalu, benarkah ada pelaku di antara mereka yang terkait dengan kasus mantan detektif itu? Baca selengkapnya di Single Ville.


***

Akar dari semua masalah adalah perasaan manusia, yang dapat membuat mereka menjadi lemah dan merasa sakit serta takut. (hal. 186)

Awalnya, keinginanku membaca buku ini sudah sejak lama hadir--setelah membeli bukunya. Namun, sangat disayangkan karena kesibukan *bukan alibi lho ya* yang terus-menerus, baru hari ini aku bisa menyelesaikannya dalam one-sit-reading. Hehe...

Aku berharap banyak sebenarnya pada buku ini, mengingat akhir tahun lalu menjelang awal tahun, Single Ville banyak mendapat respons yang baik dan promosi yang gencar dari penerbit. Terlebih, novel yang menjadi pemenang Kyobo Purple Romance Competition 2013 ini telah hadir dalam serial drama Tiongkok-nya. Whuuussh, ekspektasiku tinggi saat itu.

Namun, setelah membaca sebagian dan menyelesaikannya, memang tidak mencapai harapan awalku sih. Tapi, ya, aku tidak lantas jatuh sekali dan kecewa berat pada novel ini. Tidak, tidak sama sekali. 

Cerita yang disajikan cukup menarik, alur maju mundurnya cukup membuatku membayangkan bagaimana satu hal bisa terjadi, disebabkan, mengakibatkan, hingga berkaitan satu sama lainnya. Yang aku suka dari ceritanya adalah, bahwa tiap tokoh dan karakter punya ikatan masing-masing yang kalau kita telaah harusnya mereka sudah saling kenal satu sama lain. Padahal..., padahal seharusnya si ini bisa kenal si itu, tapi nggak seru dong kalau tiba-tiba mereka tahu satu sama lainnya? Hihi...

Kejadian-kejadian aneh yang terjadi pun cukup membuat kita untuk menerka-nerka akan seperti apa jadinya. Seringkali aku merasa salah satu bagian menjadi kisah misteri, namun kemudian kembali ke kisah romantis. Sedikit ada unsur thriller, namun menurutku nggak akan sampai bikin kita bergidik ngeri. Karena jujur, ceritanya menarik dijalani.

Bukankah umumnya semua hal akan menjadi semakin hambar seiring dengan bertambahnya umur kita? Sama seperti percintaan. Sudah jadi takdir manusia untuk sering mengalami kegagalan dalam percintaan. (hal. 131)

by.asysyifaahs(◕‿◕✿)

2 comments:

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs