[Book Review] Wishing Her To Die

Thursday, June 12, 2014

..., kau hanya harus memilih.
Hidup seperti kembang api tetapi singkat...
Atau kehidupan yang membosankan tapi lama.
Yang mana yang lebih membahagiakan?

Bukan, mana yang lebih sedikit sengsara? (hal. 5)

Judul: Wishing Her To Die
Penulis: Jung Soo Hyun
Penerjemah: Anggi Mahasanghika
Penerbit: Haru
Tebal: 408 halaman
ISBN: 978-602-7742-30-7
Harga: Rp. 56.950,-


Kepada Lee Min-ah.
Salam kenal. Aku Yoon Jae-hee. Meski sulit dipercaya, sekarang aku ada di dalam tubuhmu.


Jae-hee

Nasibku sungguh sial: pacarku meninggalkanku, aku tidak lulus audisi musikal, ditambah lagi aku mati ditabrak truk.
Tapi aku mendapat kesempatan untuk merasuki tubuh orang lain meskipun hanya sehari, dan aku mengambil kesempatan itu.


Boleh, kan? Hanya satu hari saja.


Min-ah

Orang pikir aku memiliki segalanya: karier sebagai pengacara di firma hukum raksasa Korea, kecantikan, dan kekayaan. Tapi, aku masih terikat dengan masa laluku. Aku harus menyelidiki semuanya sampai tuntas.

Namun, kenapa aku membuang waktu mengikuti audisi musikal yang bahkan tak bisa kuingat? Ke mana ingatanku selama beberapa jam itu? Jae-hee? Siapa Jae-hee?

Kenapa sepertinya dia menginginkan tubuhku selamanya?

Yoon Jae-hee merasa hidupnya tak bersemangat lagi setelah menerima pemberitahuan bahwa dirinya ditolak dalam audisi musikal yang sudah lama menjadi mimpinya itu. Ia memiliki suara yang bagus, tapi sayang tidak dengan penampilannya yang di bawah standar seorang pemain drama musikal. Di hari yang sama, Jae-hee mengalami kecelakaan karena telah menyelamatkan seorang anak dari tabrakan truk. Semuanya berubah menjadi gelap gulita.
 
Di sisi lain, ada kabar yang memberitahukan Lee Min-ah bahwa ibunya berada di rumah sakit akibat percobaan bunuh diri. Min-ah enggan untuk menemuinya ketika mengingat kembali apa yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Tapi, karena desakan, maka pergilah Min-ah ke rumah sakit untuk menunggui ibunya, serta menanyakan sesuatu yang mengganjalnya selama ini.

Ketika dalam keadaan koma, Jae-hee mendengar sebuah Suara yang misterius yang memberinya kesempatan untuk dapat hidup kembali dengan masuk ke tubuh orang lain. Saat itulah, ketika ia melihat ada dua wanita yang sedang bertengkar, ia memilih salah satu di antara orang itu. Ya, Jae-hee memilih Min-ah untuk ‘dimasuki tubuhnya’. Dan dalam waktu sekejap, Min-ah hilang kesadaran digantikan dengan jiwa Jae-hee yang kini menguasai tubuh pengacara wanita cantik itu.

Jam 12 nanti pintu akan tertutup, yang artinya kesempatan Jae-hee memasuki tubuh Min-ah dalam sehari akan berakhir. Namun, sesuatu hal itu malah membuat Jae-hee tidak bisa kembali ke dalam tubuhnya, ia akan terus berada di tubuh Min-ah seraya bergantian dengan pemilik aslinya.

Sayangnya, hal itu malah membuat Jae-hee menjadi egois karena terlalu memanfaatkan keadaannya yang sedang berada dalam tubuh Min-ah. Bagaimana ya kelanjutan ceritanya? Bagaimana sikap Jae-hee saat bertemu dengan kerabat-kerabat Min-ah yang tidak kenalnya? Lalu, apakah orang-orang di sekitarnya akan merasa aneh dan menganggap Min-ah adalah orang gila? Baiknya, dibaca sendiri ya :)

***

Selesai UKK, aku langsung melahap habis buku ini. Walaupun sebelumnya terhenti di halaman ke-100, nggak ada salahnya kan baca lagi? Dan ya, aku menyelesaikannya dengan sedikit tergopoh-gopoh, haha.

Cerita yang menarik, tentang satu tubuh dua jiwa yang menurutku langka (atau mungkin belum pernah ada sebelumnya). Tentang Yoon Jae-hee yang bermimpi menjadi pemain musikal dengan kemampuan akting dan bernyanyinya yang baik tapi memiliki tubuh pendek dan gendut; tentang Lee Min-ah yang seorang pengacara wanita cantik nan terkenal dengan kehebatannya menyelesaikan kasus-kasus hukum; tentang Kang Geun-woo yang seorang pengusaha tampan sebuah perusahaam besar yang menjadi ‘friendzoned’ Min-ah selama 10 tahun; dan tentang orang-orang di sekitar mereka, Lee Joo-seung, Yoo Eun-hee, Seon-jeong, dan masih banyak lagi.

Kalau boleh jujur, sebenarnya lebih menyukai karakter Lee Min-ah, yang walaupun sedikit dingin dan keras, tapi ia tipe seseorang yang cerdas dan apik. Sifat ketus dan kasarnya itu ada karena suatu hal di masa lalu yang membuatnya bersikap demikian. Walaupun pada awalnya—setuju dengan Kak Stefanie—aku menyukai karakter Yoon Jae-hee, sayangnya lama-kelamaan kok dia jadi egois dan kayak ‘mengambil kesempatan dalam kesempitan’ ya?

Pada akhirnya, sedikit terkejut juga dengan ending. Terlalu terburu-buru memang dan agak-sedikit-dipaksakan, tapi tetap menarik lah. Satu pengakuan lagi, aku bisa mengetahui kalau ternyata aku kurang suka terjemahan, salah satunya juga dari buku ini yang [menurutku] terjemahannya terlalu kaku *dikeplak translator* dan masih agak membingungkan juga, hehe. Well, Wishing Her To Die bukan buku yang mengecewakan kok, buktinya ★★★★ untuk buku dari penulisnya yang namanya hampir kembaran sama Kim Soo Hyun *apaan*.

P.S. Untuk membaca kutipan-kutipan dari Wishing Her To Die, ditulis secara terpisah di blog post berikutnya.

No comments:

Post a Comment

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs