Sudah dari lama aku punya buku #88LoveLife, baik versi dari Vol. 01 sampai Vol. 02 yang hadir dengan kemasan fuchsia dan silver glitter-nya. Beberapa waktu lalu aku juga sempat membuat book review dari #88LoveLife Vol. 01, kali ini meski bukan sebuah review buku sebagaimana harusnya, aku mau cerita bagaimana buku yang ditulis Diana Rikasari dan diilustrasikan oleh Dinda Puspitasari ini memiliki pengaruh yang baik dalam hidupku setelah membacanya.
Aku menyukai warna pink, magenta, fuchsia, dan kawan sepermainannya, begitu melihat Vol. 02 akan terbit waktu itu, buku ini langsung nangkring jadi posisi pertama dalam wishlist-ku, dan ya... sampai saat ini aku nggak ingat sudah berapa kali aku membacanya—kadang bisa satu buku penuh dalam sekali duduk atau baca random dengan membuka halaman suka-suka.
Bagiku, #88LoveLife jadi semacam “kitab”, daily essential for always doing positive and good vibes. Aku nggak akan menolak kalau seandainya di tengah banyaknya tugas*padahal baru masuk kuliah, LOL*, disuguhkan buku ini untuk melepas penat sejenak. Bagiku, #88LoveLife jadi bacaan yang menguatkan, bahwa bukan hanya aku satu-satunya orang di dunia ini yang punya masalah sedemikian rupa, Mbak Diana, Mbak Dinda juga, dan banyak pembaca buku ini pasti memiliki permasalahan yang nggak jauh berbeda satu sama lain. Makanya, dari buku ini, aku percaya semua orang yang membacanya bisa saling memberi inspirasi.
Aku menyukai warna pink, magenta, fuchsia, dan kawan sepermainannya, begitu melihat Vol. 02 akan terbit waktu itu, buku ini langsung nangkring jadi posisi pertama dalam wishlist-ku, dan ya... sampai saat ini aku nggak ingat sudah berapa kali aku membacanya—kadang bisa satu buku penuh dalam sekali duduk atau baca random dengan membuka halaman suka-suka.
Bagiku, #88LoveLife jadi semacam “kitab”, daily essential for always doing positive and good vibes. Aku nggak akan menolak kalau seandainya di tengah banyaknya tugas