[REVIEW] Bonus Track - Koshigaya Osamu

Monday, December 22, 2014

“Iya. Kadang bonus track itu sendiri malah lebih baik dibandingkan keseluruhan album.” (hal. 332)

Judul: Bonus Track
Penulis: Koshigaya Osamu
Penerjemah: Andry Setiawan
Penerbit: Penerbit Haru
Tebal: 380 halaman
Rating: ★★★

---

Sepulang kerja dari kantornya, Kusano Tetsuya terus saja mengobrol tanpa arah. Baginya, obrolan monolog tersebut dilakukan untuk mengusir kantuk ketika ia sedang mengendarai mobil. Terlebih, di kawasan jalan yang gelap dan sepi seperti ini, bersahutan dengan suara radio dapat menghilangkan rasa takutnya yang kadang-kadang muncul.

Tiba-tiba saja, sebuah mobil sport berwarna hitam melaju dengan kecepatan di atas batas maksimal. Kusano yang marah, hanya bisa mengumpatnya dengan kata-kata sembarangan hingga tak sadar bahwa ia mengharapkan pengendara mobil tersebut kecelakaan. Nahasnya, doa Kusano tersebut dikabulkan, mobil sport hitam tersebut benar-benar kecelakaan. Ia pikir, pengendara ugal-ugalan seperti itu akan menunggunya dan melakukan hal-entah-apa. Tapi yang ada, mobil itu malah melarikan diri.

Kusano baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tergeletak begitu saja di jalan saat hujan seperti ini. Dan yang ia temukan adalah sesosok manusia yang terkapar tak berdaya. Diusahakannya berbagai pertolongan, termasuk memberikan nafas buatan. Namun tetap saja, sekeras apapun ia berusaha, manusia itu tak merespons. Kini, ia telah menjadi mayat.

Tapi, sepertinya aku tidak perlu khawatir. Kalau ada yang sedang kesusahan sebaiknya ditolong, bukan? (hal. 18)
Bingung menghadapi hal tersebut, Kusano hanya bisa menelepon polisi, mengabarkan bahwa telah terjadi kecelakaan yang menimbulkan satu orang korban meninggal. Hanya saja, cerita tidak berakhir sampai di situ. Keesokannya, Kusano menemukan sesosok manusia yang berwujud mirip dengan korban kecelakaan mobil sport hitam. Awalnya, ia berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi belaka.

Yokoi Ryota, si halusinasi yang menjadi korban itu terus meyakinkan bahwa dirinya bukanlah halusinasi. Tapi, ia bingung juga, apakah dirinya hantu, arwah, atau apa? Walau Kusano—satu-satunya orang yang bisa melihatnya—tidak yakin, Ryota terus saja mengikutinya kemanapun ia pergi.

Namun, pada kenyataannya aku dulu percaya kalau orang sudah mati, ya sudah sampai situ saja. Yang namanya itu tidak ada dan yang namanya perasaan itu tidak lebih dari sekadar kinerja otak. (hal. 56)

Kok ada sih hal seperti ini? Aku sudah mati, tapi aku masih punya kesadaran. Kupikir, setelah mati itu hanya ketiadaan. Mayat dibakar, jadi abu, tamat. Itulah yang kupercayain selama ini. Aku masih belum bisa percaya ternyata memang ada dunia setelah kematian. (hal. 57)
Dalam masa “bergentayangannya” itu, Ryota juga terus berusaha mencari siapa pelaku yang menyebabkan meninggal waktu itu. Bersama Kusano, dan orang-orang yang ternyata bisa melihatnya—yaitu Minami—ia melewati hari demi hari *apakah hantu merasakan perubahan waktu?* Tidak saja berpatroli mencari pelaku tersebut, ia juga menyaksikan sendiri ketika ‘hantu’ lain telah berubah menjadi cahaya dan kembali ke alam sana. Lalu, bagaimana dengan nasib Ryota? Apakah mereka akan menemukan pelakunya? Lantas apa yang akan terjadi pada Ryota selanjutnya, menjadi hantu di Bumi selamanyakah? Baca selengkapnya di Bonus Track.

***

Bagi pecinta fantasi, buku ini bisa jadi salah satu rujukan yang pas untuk kamu. Yah, walaupun di dalamnya terdapat unsur komedi, misteri, dan sedikit dorama, Bonus Track menghadirkan kisah yang cukup unik.

Kehidupan Kusano diterangkan dengan jelas dalam buku ini. Pria yang berkacamata dengan umur kisaran 25 tahun yang bekerja sebagai pegawai tetap di sebuah perusahaan hamburger. Saking jelasnya, kita bisa tahu betul seperti apa rutinitas Kusano dalam kehidupannya sebagai seorang pekerja. Mulai dari bangun, bekerja, mengatur jadwal, mengerjakan tugas—yang bahkan sebenarnya bisa dilakukan oleh pekerja paruh waktu, menginformasikan perkembangan di kantornya, hingga pulang, tidur, dan kembali bekerja. Monoton sekali, berbeda dengan kehidupannya semasa kuliah dahulu yang terkesan bebas.

“... Pegawai paruh waktu itu senang lho, kalau diberi tugas. Biarpun tugas itu kecil, tapi rasa dipercayai itu ada. Itu yang membuat senang.” (hal. 267)
Begitupun halnya dengan Ryota, sewaktu masih hidup, ia adalah seorang mahasiswa di universitas kelas dua setengah—yang artinya tidak sangat baik dan tidak sangat buruk juga, menengah—yang juga bekerja sebagai pekerja paruh waktu di sebuah supermarket. Terlebih, dikatakan bahwa Ryota adalah orang yang lahir dengan hidup sial. Walaupun begitu, saat kematiannya banyak orang yang ikut berkabung. Ryota yang nampaknya biasa saja.

Aku tidak menyangka ada begitu banyak orang yang peduli denganku selama ini. Aku jadi berpikir mungkin mereka telah kehilangan orang yang berarti bagi mereka, yaitu aku. (hal. 177)

“Tidak ada kan orangtua yang tidak sedih karena anaknya meninggal.” (hal. 219)
Meskipun alurnya terkesan lambat, ini bisa jadi dikarenakan sebagai awal mula perkenalan kedua tokoh dan masalah yang membelit mereka. Ada hal-hal yang bisa kita ambil dari cerita ini, salah satunya adalah bagaimana caranya me-manage sebuah pekerjaan sehingga dapat terkendali dengan baik. Sudut pandang yang diambil saat pergantian bab juga silih berganti, menimbulkan kesan bagaimana pandangan yang berbeda-beda dari tiap tokoh. Walaupun datar, tapi pesan moralnya oke dan pergantian sudut pandang nggak akan bikin kita bingung kok :D

Tokoh yang ikut menyumbang cerita adalah Minami Hiroto—yang juga dapat melihat Ryota dan sejenisnya, Minami Aiko—adik Hiroto, dan Nojiri Asuka. Ketiganya berperan dalam menentukan ending akhir dari cerita ini.

“Yang kurang dalam diriku itu bukan nyali, tapi waktu. Kalau aku bisa punya waktu luang untuk pergi ke kantor polisi, lebih baik aku tidur.” (hal. 153)
Seperti cerita hantu kebanyakkan, biasanya kita dapat melihat “mereka” ketika frekuensi antara dunia manusia dan dunia “mereka” bertemu di satu titik yang sama. Saat itulah, kita tidak saja dapat merasakan keberadaannya, namun juga dapat berinteraksi satu sama lain. Satu hal lainnya adalah, para hantu tersebut biasanya belum dapat hilang dari dunia nyata ini ketika masih ada urusan mereka yang belum terselesaikan. Apapun itu, sesepele apapun masalahnya, mereka masih akan tetap ada disini, sampai akhirnya mereka dapat menemukan manusia yang mau membantu mereka untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi, nggak perlu takut untuk membaca Bonus Track, karena di buku ini, kita tidak disuguhkan cerita horor yang menakutkan. Percaya deh!

“Ada hal yang baik untuk dijadikan candaan, tapi ada juga yang tidak....” (hal. 167)

“Itu urusanmu. Di dunia ini, orang-orang yang masih hidup juga punya urusan sendiri-sendiri.” (hal. 205)

“Aku kadang berpikir, manusia itu lebih mengerikan daripada hantu,” (hal. 321)

“Lagi pula, kehidupan manusia bukan dilihat dari seberapa panjang umurnya...” (hal. 331)

2 comments:

  1. Wahh reviewnya makin bikin penasaran deh. Pengen baca novelnya u.u
    Eh baca sinopsisnya jadi inget sama kdrama 49 Days nih. hehe
    Oya itu ceritanya broman kan? Ada kisah cintanya juga gak sih?
    Btw, salam kenal ya nemu blog ini dari twitternya haruuu ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk dibaca ^^ Waah, gimana ya cerita 49 Days ini, aku malah mikir ini kayak My Love From Another Star pas Do Min Joon-nya ketabrak mobil :D

      Kisah cintanya ada, walau gak banyak.

      Yaps, salam kenal juga ^^

      Delete

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs