“Aku tidak bersepakat dengan banyak hal, kau tahu. Kecuali, kalau kau bilang bahwa jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Untuk hal itu, aku setuju.”Kebanyakan orang lebih senang menceritakan sisi manis dari cinta.Sedikit sekali yang mampu berterus terang mengakui dan mengisahkan sisi gelapnya.Padahal, meski tak diinginkan, selalu ada keresahan yang tersembunyi dalam cinta.Bukankah kisah cinta selalu begitu?Di balik hangat pelukan dan panasnya rindu antara dua orang, selalu tersimpan bagian muram dan tak nyaman.Sementara, setiap orang menginginkan cinta yang tenang-tenang saja.Cinta adalah manis. Cinta adalah terang. Cinta adalah putih.Cinta adalah senyum. Cinta adalah tawa.Sayangnya, cinta tak sekadar manis. Cinta tak sekadar terang.Cinta tak melulu tentang senyum dan tawa. Ini kisah cinta yang sedikit berbeda.Masih beranikah kau untuk jatuh cinta?
Tak ada yang kekal dalam dunia ini. Namun, perempuan itu percaya, kenangannya akan tetap hidup, dan ia akan terus melangkah ke depan dengan berani.
Ini adalah kisah tentang orang favoritku di dunia.Dia yang penuh tawa. Dia yang tangannya sekasar serat kayu, tetapi memiliki sentuhan sehangat sinar matahari. Dia yang merupakan perpaduan aroma sengatan matahari dan embun pagi. Dia yang mengenalkanku pada dongeng-dongeng sebelum tidur setiap malam. Dia yang pada akhirnya membuatku tersadar, tidak semua dongeng berakhir bahagia.
Ini juga kisah aku dengan anak lelaki yang bermain tetris di bawah ranjang. Dia yang ke mana-mana membawa kamera polaroid, menangkap tawa di antara kesedihan yang muram. Dia yang terpaksa melepaskan mimpinya, tetapi masih berani untuk memiliki harapan….
Keduanya menyadarkanku bahwa hidup adalah sebuah hak yang istimewa. Bahwa kita perlu menjalaninya sebaik mungkin meski harapan hampir padam.
Tidak semua dongeng berakhir bahagia. Namun, barangkali kita memang harus cukup berani memilih; bagaimana akhir yang kita ingini. Dan, percaya bahwa akhir bahagia memang ada meskipun tidak seperti yang kita duga.
Novel ini awalnya mengingatkanku dengan tipe cerita yang seringkali ditulis Kak Prisca Primasari, dongeng. Hmm..., sepertinya novel baru hasil Kak Winna Efendi ini berbeda dengan yang kebanyakkan kan? Biasanya, Kak Winna sering mengambil tentang cerita cinta segitiga. Ingin tahu dongeng seperti apa yang bisa Kak Winna buat :D
Masa lalu akan tetap ada. Kau tak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu sejak berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang ternyata tak mampu ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.Pernahkah kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka?Mungkin, kisah An seperti kisahmu.Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.
Pokoknya, hampir kebanyakkan orang sudah membaca buku ini, tinggal aku nih yang belum. Semoga, ini bisa didapat setelah menyelesaikan tantangan Joglosemar TBT ya :D
Semuanya menarik... Semoga terkabul ya :)
ReplyDeleteAmin Mbak ^^
DeleteJadi ikut penasaran sama bukunya, semoga terkabul!
ReplyDeleteAda banyak kesempatan sebenarnya untuk mendapat buku ini. Amin, makasih Kak ^^^
DeleteBuku-buku Gagas Media yang baru-baru nih, semoga terkabul :)
ReplyDeleteYaps, WW selanjutnya sepertinya masih buku Gagas. Amin, makasih Kak ^^
Deletesaya baru punya buku yg terakhir... itupun blum sempet dibaca :(
ReplyDeletesmoga kesampaian yah :D
Sini Tante buat aku aja, pasti dibaca kok :D
DeleteBerkunjuuung, gegara lagi milih2 challange jadi terdampar disini. :)
ReplyDeleteHehe..., makasih Mbak ^^ Salam kenal ya :)
Deletecovernya keren2 bangeeeet semoga terkabul ya :)
ReplyDeleteAmin... makasih Mbak Astrid ;)
Delete