Karena ketika pikiran rasional mengambil alih, maka itu
bukan cinta. Cinta bukanlah sesuatu yang bisa sepenuhnya diatur oleh pikiran
manusia. (hal. 320)
Penulis: Kim Eun Jeong
Penerjemah: Putu Pramania
Penerbit: Penerbit Haru
Tebal: 447 halaman
My Rating: ★★★★★
---
Yoo Chae baru
saja mengetahui bahwa kekasihnya, Kang Hee Jae telah berselingkuh dengan atasan
kerjanya di kantor. Sontak, ia hanya bisa memaki-maki mantannya itu melalui
jejaring sosial kantornya. Namun, bukannya meluapkan emosi terhadap masalah
itu, ia malah mendapat masalah baru di kantornya. Belum lagi, ketika menjadi
reporter di acara “Berburu Informasi, LIVE”, Yoo Chae yang sedang mencoba
berbagai makanan tiba-tiba saja dimarahi oleh seorang lelaki yang melarangnya
makan makanan tersebut karena katanya makanan tersebut tidak baik untuk
kesehatan kehamilannya.
“Kacang merah itu tidak hanya bisa memperlambat perkembangan janin, tapi juga menimbulkan kontraksi di uterus. Bisa juga meningkatkan produksi hormon yang dapat menimbulkan kelainan pada bayi.” (hal. 42)
Yoo Chae disangka sebagai ibu hamil, hal itulah yang menjadikannya mendapat julukan “Ibu Hamil Nasional”.
Dokter So Yoon Pyo,
lelaki yang menuduh Yoo Chae itu malah mendapat dampak yang baik bagi dirinya.
Karena dianggap peduli terhadap pasien-pasiennya, ia kemudian dijuluki sebagai “Dokter
Nasional”. Walaupun memiliki sifat tidak sabaran, Yoon Pyo adalah orang yang profesional
dan perhatian dengan kondisi ibu yang sedang hamil.
“Sepertinya kau ini harus belajar untuk bersabar. Meskipun kau tidak sabar dan ingin cepat-cepat melakukan sesuatu, toh dunia ini tetap berputar dengan kecepatan yang sama di mana pun itu.” (hal. 154)
Berkat kejadian tersebut, citra seorang Yoo Chae mendapat
tanggapan yang buruk dari masyarakat. Kantor tempatnya bekerja merasa kurang
puas dengan tingkah laku Yoo Chae. Hal itulah yang membuatnya dipindahkan ke
kantor cabang daerah di Wonju. Namun, karena masih dirasa ia memiliki kesempatan,
PD Nam akhirnya menawarinya untuk menjadi reporter tetap dalam acara dokumenter
kedokteran.
“Masih banyak jalan yang harus kulewati di hidupku ini. Fokusku adalah apa yang ada di hadapanku saat ini, sementara hal-hal yang lainnya rasanya ingin kubuang jauh-jauh saja ke luar angkasa. Fiuh...” (hal. 57)
Sial bagi Yoo Chae, ia bertemu lagi dengan lelaki yang
menuduhnya sebagai ibu hamil itu. Malah, televisi penyiaran mereka akan bekerja
sama dengan dokter spesialis bagian kandungan di Rumah Sakit Taejo. Kini, Yoo
Chae dan Yoon Pyo akan saling bertemu setiap hari.
Hanya ada satu cara bagi mutiara untuk menjadi mutiara sejati, yaitu dengan memecahkan cangkangnya dan keluar untuk menunjukkan dirinya sendiri. Ia harus bersinar agar orang lain dapat mengenali ‘nilai’nya, yaitu dengan kerja keras. (hal. 109)
Kesialan belum berhenti sampai di situ, lagi-lagi Yoon Pyo
menganggap bahwa Yoo Chae adalah ibu hamil setelah mendengar suara yang aneh
dari rental house milik Yoo Chae.
Kesalahpahaman itulah yang membuat Yoo Chae semakin benci dengan dokter
kandungan itu.
Hari demi hari mereka lewati untuk melakukan syuting acara
dokumenter tersebut. Meskipun antara reporter dan dokter kandungan tersebut
seringkali tidak akur, kadang ada satu waktu dimana mereka akan saling memahami
satu sama lain. Kejadian mulai dari seorang ibu yang akan melakukan persalinan
induksi, ibu yang dipaksa melahirkan pada hari tertentu karena kemauan sang
mertua, hingga tragedi kelahiran bayi ichthyosis
semakin mendekatkan antara Yoo Chae dan Yoon Pyo.
“Pada dasarnya, hadirnya sebuah kehidupan baru memiliki makna yang sangat penting.” (hal. 11)
Namun, ada banyak masalah yang menjadi rintangan kedekatan
mereka. Mulai dari perkiraan pendonor So Yeong-eonnie, kedekatan dengan Dokter Hye Rong, hingga masalah pelik yang
terjadi antara Yoon Pyo dengan ibu kandungnya sendiri. Akankah Yoo Chae sanggup
menghadapi semuanya itu? Bagaimana dengan sekelumit kejadian yang ditakutinya?
Baca selengkapnya di Cheeky Romance.
***
Lucu! Seperti yang dikatakan admin @penerbitharu di
instagramku, “Admin suka bgt lho novel ini. Jatuh cinta sama dokter Yoon Pyo *emot
kiss*”. Aku juga jatuh cinta sama Dokter Yoon Pyo. Walaupun karakternya
nggak sabaran dan mudah mengatakan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya, ternyata
dokter yang satu ini juga romantis, lho.
Karakter Yoo Chae yang diceritakan dalam novel ini juga
punya kesan yang menarik. Reporter yang punya banyak ide namun terhalang hanya
karena masalah yang menderanya ini ternyata usil juga. Suka deh!
“Kesempatan hanya datang kepada mereka yang sudah siap.” (hal. 108)
Masalah sebenarnya berawal gegara Yoo Chae berteriak-teriak “tidak akan menghapusnya” saat berada di
rumah sakit untuk mengantar So Yeong-eonnie,
teman yang sekaligus kakaknya yang sedang memeriksakan kehamilannya di RS
Taejo. Sontak saja, Dokter Yoon Pyo yang mendengar hal tersebut mengira bahwa Yoo
Chae adalah ibu hamil yang ditinggalkan pasangannya karena tidak mau
bertanggungjawab. Ckckck, iyalah... Yoo Chae teriak gitu karena dia nggak mau
menghapus makiannya buat Hee Jae di jejaring sosial kantornya itu.
Terlebih, saat bertemu lagi di restoran, Yoo Chae yang lagi
nyobain makanannya—sup kacang merah, ikan fugu, dan alkohol—tiba-tiba aja
dimarahin sama Yoon Pyo. Duuh, apalagi itu kan acaranya disiarkan langsung. Mau
taruh dimana muka Yoo Chae ya? Haghaghag.
Jadi, berawal dari kesalahpahaman ini ternyata punya dampak
yang besar ya bagi banyak orang. Yang satu sih boleh jadi untung, tapi kan yang
lain malah ngerasain ruginya.
“Kau jangan semudah itu mengabaikan masalah orang, atau omongan orang. Kalau semua orang di dunia ini seperti itu, mungkin tidak ada yang mempunyai kemauan untuk peduli terhadap orang lain.” (hal. 134)
Nggak hanya itu, cerita juga nggak sekadar tentang Yoo
Chae-Yoon Pyo. Tapi juga soal masalah keluarga Yoo Chae; adiknya Yoo Gyu yang
nakal namun tetiba berniat menikahi Eun Yi yang lagi hamil, bibinya yang nggak
mau menikah, sampai neneknya yang sering menghilang gara-gara mencari ‘si manis’.
Begitupula dengan Yoon Pyo, yang punya masalah sama ibunya sampai rasanya nggak
mau lagi berhubungan dengan beliau.
Cerita So Yeong-eonnie
yang mendapat donor sperma juga ambil bagian, bahkan cukup menentukan ending ceritanya. Diceritakan nih, kalau
So Yeong ini nggak mau menikah karena menganggap laki-laki tuh sama aja, nggak
ada bedanya kayak binatang. Meskipun demikian, ia tetap mau punya anak dengan
cara mendapatkan donor sperma yang nggak tau asalnya dari siapa. Terus, ada
juga Dokter Hye Rong yang sebenarnya nggak bisa disebut mantan kekasih Yoon Pyo
sih, cuma.. karena mereka pernah saling dekat dan direncanakan untuk segera
mengikat janji, ternyata punya andil yang menarik dalam menciptakan konflik
cerita.
“Tapi, mau laki-laki sehebat apa pun, tetap saja mereka tidak bisa membuang sikap mereka yang kadang berubah seperti anjing, kadang seperti manusia.” (hal. 112)
Waah, pokoknya kompleks deh. Selain kisah fiksinya, di sini
kita juga bisa mendapatkan secuil ilmu baru soal spesialis kandungan.
Contohnya, seperti yang disebutkan di awal, bahwa kacang merah dan ikan fugu
itu nggak baik buat ibu-ibu yang lagi hamil, apalagi kalau sampai minum
alkohol. Bahaya banget buat kesehatan janin yang dikandungnya kan? Terus, soal
kelahiran bayi sungsang yang posisinya cukup mengkhawatirkan kalau dilahirkan
secara normal. Ada juga ilmu baru tentang bayi ichthyosis, yakni kondisi bayi dimana kulit mereka seperti sisik
ikan. Nggak hanya itu, umumnya bayi dengan kelainan seperti ini juga punya
kehidupan yang nggak akan lama. Waah, pokoknya menarik deh, walaupun hanya
sedikit tapi kita jadi tahu hal-hal seperti ini kan?
Alur yang maju-mundur-cantik ini nggak akan bikin
kita pusing—kecuali aku sendiri sih yang kadang bingung menentukan antara Yoo
dan Yoon, nyaris. Latar yang diambil juga mudah untuk dibayangkan, seolah-olah
kayak nonton drama Korea. Hihi, mungkin kalau Cheeky Romance jadi cerita dalam K-drama, pasti bakal lebih menarik
membayangkannya. Oh iya, di awal bab juga kita disuguhkan dengan
kutipan-kutipan yang keren. At least,
ini buku yang recommended banget buat
para dewasa muda :D
Orang-orang menyebutnya takdir, yang sebenarnya merupakan gabungan dari kesalahan tiap individu. –Oliver Hervord- (Bab 1)Kemarahan yang memuncak terkadang membuat keajaiban. –Stanislaw Jercy Lac- (Bab 2)Takdir dapat mengetuk pintu dengan kuat atau dengan lembut. Tergantung dari terbuat dari apakah pintu itu. –Mary von Ebner- (Bab 3)Segala hal yang kejam adalah sebuah balas dendam –Otto Weininger- (Bab 4)Balas dendam itu sebenarnya hanyalah bentuk kekanakan dari hati yang masih kekanakan. –Liberal- (Bab 5)Orang yang jatuh cinta seperti orang yang berjalan dalam tidur. Tidak hanya melihat dengan matanya, tetapi juga dengan seluruh tubuhnya. –D’Aurevilly- (Bab 6)Ciuman adalah maling yang mencuri hati. –Socrates- (Bab 7)Rasa cemburu selalu hadir bersama rasa cinta. Tetapi, ia belum tentu pergi dengan rasa cinta itu. –La Rochefoucauld- (Bab 8)Cinta tidak mengenal aturan. –Montaigne (Bab 9)Mau diteliti sebanyak apa pun, wanita seperti makhluk yang ‘baru’. –Leo Tolstoy- (Bab 10)Mengapa orang terjatuh? Supaya ia belajar untuk berdiri lagi. –Batman Begins- (Bab 12)Tidak ada rahasia. Yang ada hanya sesuatu yang tidak kau ketahui. –Anonim- (Bab 13)Pacaran itu seperti setan, api, surga, dan neraka. Lalu seperti kesenangan dan penderitaan, kesedihan dan kebahagiaan. Semua ada di dalamnya. –Benfield- (Bab 14)Gunung tidak akan pernah bertemu gunung. Namun manusia akan selalu bertemu manusia lagi. –Peribahasa Amerika- (Bab 15)Kekuatan sebuah hubungan percintaan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang pernah mengalaminya. –Prevost- (Bab 16)
by.asysyifaahs(◕‿◕✿)
No comments:
Post a Comment
Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.
Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.
Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.
Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.
tertanda,
yang punya cerita