“Tiap orang punya sesuatu yang berbeda dari orang lain. Itu
yang bikin spesial.” (hal. 198)
Judul: Heart Attack
Penulis: Clara Canceriana
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 240 halaman
Rating: ★★★
Harga: Rp. 55.000,-
---
HEARTBREAKERS sedang bermasalah, selain karena leader mereka—Dima—menghilang,
mereka juga harus menemukan anggota baru. Beruntung, Pak Dedy—managing director
Popster Entertainment—sudah menemukan orang yang tepat menurutnya untuk
ditempatkan dalam posisi lead vocal, Neil Axel Tjahyadi. Axel menyetujui
penawaran tersebut dengan alasan bahwa dengan bergabungnya ia ke dalam boyband
tersebut, akan membuat seseorang merasa kagum kepadanya, Kirana Angelica.
“Dalam interaksi manusia, tidak ada hal yang mudah. Juga tidak ada yang menjadi standardisasi dalam sebuah pertemanan. Jadilah diri kalian apa adanya. Terima rekan kalian apa adanya,” (hal. 112)
Sayangnya, bukan rasa kagum yang ia dapat dari Kirana,
melainkan hanya sebuah tanda selamat–which is–biasa aja. Belum lagi, personil
dari HEARTBREAKERS yang menurutnya jauh berbeda dengan apa yang dilihatnya di
televisi. Sandro, yang kini menjadi leader, aslinya ternyata galak dan Leon, si
maniac gamer yang ternyata cukup menyebalkan.
“Bukan masalah bagaimana lo bisa terpilih, tapi bagaimana lo justru menunjukkan tanggung jawab lo. Ini bukan hal mudah, San, tapi gue percaya lo bisa dan lo mampu, kok. Ini proses. Lo hanya belum tahu cara apa yang harus lo lakukan.” (hal. 99)
Belum lagi, masalah datang bertubi-tubi ketika Axel sedang
berjalan-jalan di mal bareng Kirana. Banyak yang menuduh kalau mereka
berpacaran, padahal sebelumnya Axel menyatakan dalam press conference kalau ia
tidak memiliki hubungan apapun dengan seorang perempuan. Masalah makin membesar
ketika banyak fans HEARTBREAKERS (Sweethearts) yang menolak Axel bergabung
dalam boyband tersebut, wartawan yang memutarbalikkan fakta, serta serentet
masalah lainnya yang tidak Axel duga ketika ia menjadi seorang public figure.
“Hidup itu seimbang. Akan ada pro dan kontra. Nggak akan semua orang memojokkan kamu, Dek. Meski banyak haters di luaran sana, selalu ada satu dua orang yang mencintai kamu apa adanya.” (hal. 186)
Lalu, bagaimana ya kisah selanjutnya? Akankah Axel bertahan
dengan cobaan-cobaan itu dan berhasil menyelesaikan masalahnya? Bagaimana
hubungannya dengan Kirana? Dan bagaimana keberhasilannya dalam HEARTBREAKERS
bareng Sandro dan Leon? Baca selengkapnya di Heart Attack.
***
“Tapi, kalau buat gue, impian itu adalah sebuah alasan lo masih hidup. Alasan kenapa lo ngelakuin semua yang lagi lo lakuin sekarang.” (hal. 188)
Yeay, berhasil juga menamatkan buku ini, padahal sudah cukup
lama menggapai-gapai dari rak buku. Walaupun ceritanya tidak sesuai dengan
ekspetasi awal, tapi tetap senanglah. Karena apa? Karena sekarang aku sudah
terkena virus Heart Attack,
itu-artinya-sekarang-aku-jadi-fans-HEARTBREAKERS-sebut-saja-aku-Sweetheart ❤
“Ya, lo egois kalau gitu. Semua itu berimbang. Ada hitam putih. Ada suka benci. Kalau lo berharap semua suka sama karya lo, mending lo bikin kolonial sendiri!” (hal. 65)
Dimulai dari cerita, sebenarnya bukunya nggak terlalu banyak
membahas tentang kemewahan bagaimana menjadi seorang artis dan kemeriahan
showbiz, tapi lebih kepada bagaimana perjuangan tokoh-tokohnya, khususnya Axel
dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi, apalagi dia baru bergabung
dalam boyband terhits di Indonesia saat itu (?)
“Hm, saya juga nggak paham, kenapa semua orang memandang sebelah mata dan hanya mau tahu hasil yang baik. Mereka mengabaikan proses di belakang semua itu.” (hal. 185)
“Ada, kok. Tapi, kalau saya nyerah gitu aja, saya bukan kalah sama kondisi, tapi kalah sama diri saya sendiri. Dan, musuh manusia yang sebenarnya kan bukan haters atau siapa pun di luaran sana. Tapi, diri sendiri.” (hal. 185)
Beberapa aturan yang hampir diterapkan di banyak boyband
adalah seperti dilarangnya berpacaran dari anggota-anggota boyband itu sendiri.
Mungkin, bisa jadi mempengaruhi hasil penampilannya. Makanya, dalam cerita ini
juga, diceritakan kalau anggota HEARTBREAKERS nggak boleh pacaran, jadi deh ending
romance-nya agak menggantung.
“Bukan masalah hak, tapi kalau lo bisa nyingkirin ego lu, itu artinya baru peduli sekitar. Lo tahu? Lo terlalu ansos.” (hal. 119)
“Kalau lo sulit percaya dengan diri lo sendiri, seenggaknya kasih orang lain buat percaya, kalau lo itu emang mampu. (hal. 197)
Kalau dari semua karakternya, aku sih lebih suka Aila,
kakaknya Axel. Karena Aila ini tipe kakak yang penyayang dan perhatian sama
adiknya *iya beda banget sama aku, haha*. Nah, kalau anggota HEARTBREAKERS
sendiri, aku lebih suka Leon, kalau diperhatikan sih mungkin tipe childish yang
unyu, dan memang sih serial keduanya, Heart Out menceritakan tentang Leon ini,
nanti kita review ya :)
“Musik memang penyembuh luka hati. Tapi, yang paling membebaskan perasaan adalah kata-kata yang jujur. That’s the hardest part of love, I think.” (hal. 146)
Sepertinya bagian yang paling sulit dari cinta adalah memahami makna cinta itu sendiri. (hal. 147)
No comments:
Post a Comment
Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.
Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.
Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.
Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.
tertanda,
yang punya cerita