Pembaca tersayang,Dari Paris, sepotong kisah cinta bergulir, merupakan racikan istimewa dari tangan terampil Prisca Primasari yang sudah dikenal reputasinya dengan karya-karya sebelumnya Éclair, Beautiful Mistake, dan Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa.Ini tentang sebuah pertemuan takdir Aline dan seorang laki-laki bernama Sena. Terlepas dari hal-hal menarik yang dia temukan di diri orang itu, Sena menyimpan misteri, seperti mengapa Aline diajaknya bertemu di Bastille yang jelas-jelas adalah bekas penjara, pukul 12 malam pula?Dan mengapa pula laki-laki itu sangat hobi mendatangi tempat-tempat seperti pemakaman Père Lachaise yang konon berhantu?Setiap tempat punya cerita.
Dan inilah sepotong kisah cinta yang kami kirimkan dari Paris dengan prangko yang berbau harum.Enjoy the journey,
EDITOR
Mengapa kamu harus mewek gara-gara mereka? Air mata itu dibuang demi kejadian yang tepat, bukan demi hal nggak penting senggakpenting-nggakpentingnya kayak gini. (hal. 22)
Huh, orang ini nge-fans sama kata mutiarakah? Apa dia tidak tahu kata mutiara tak bisa mengubah apa pun? Cuma jadi penghias, penghibur yang gagal. (hal. 12)
Mengapa Place de la Bastille ini yang dia jadikan tempat pertemuan? Pukul dua belas malam pula. Orang itu sudah tak waras apa? Bagaimana kalau tiba-tiba ada kepala transparan yang muncul... atau bayangan tempat tidur penuh paku, atau suara-suara jeritan meminta tolong— (hal. 4)
Sebagian besar karena aku mulai penasaran—mengapa harus Bastille? Mengapa harus pukul 12 malam? Apakah sebelum tengah malam dia harus jadi kusirnya Cinderella dulu? Dan mungkin dia baru bisa menemuiku setelah kembali ke wujud aslinya—cicak, tikus, atau— (hal. 18)
Sebelum ini, aku tak pernah benar-benar menemui hal yang mengundang tanda tanya. Terkadang, memang aku bereaksi berlebihan terhadap sesuatu—lampu mati atau dompet yang tertinggal di rumah atau rasa sup yang kurang pas. Namun, semua masih dalam koridor normal dan terjelaskan.Sampai aku bertemu laki-laki ini.Sejak aku bertemu dengannya, yang terjadi hanyalah hal-hal aneh dan teka-teki. (hal. 123)
“Disini, tidak semenyenangkan yang dikira orang-orang. Ada sudut-sudut tertentu yang lebih baik tidak dimasuki. Ada tipe-tipe orang yang lebih baik tidak dikenal.” (hal. 137)
Loin Des Yeux, Loin Du Coeur [jauh di mata, jauh di hati]. (hal. 11)Tu peux si tu veux [ada kemauan, ada jalan]. (hal. 54)
“Jangan diem aja kalau dihina kayak gitu. Jangan memendam semuanya dalam hati. Kalau yang ngehina jauh lebih pinter dari kamu sih, mending. Nah dia... Dia sama sekali nggak punya kelebihan apa-apa, makanya suka nyaingin orang dan ngomong yang enggak-enggak. Kasian.” (hal. 80)
Dia tidak bilang berapa lama aku harus menunggunya. Tapi selalu... ada beberapa hal yang sangat layak untuk dinanti, ketika aku percaya sepenuh hati bahwa semua itu takkan berbuah sia-sia. (hal. 186)
Iya iya bagus ini novelnya, semacam khas-nya Mbak Prisca huehehe. Ayo dek, review semua novel STPC-nya. Biar aku nggak usah beli bukunya. Lah. :p
ReplyDeleteHengg novelnya Mbak W yang London itu reccomended banget lho. Atau udah ada ya di blog ini dan aku belum menemukannya? Hehehe.
Haha, London belum aku baca Kak, Kak Ashima beliin deh :3
Delete