[Book Quotes] Wishing Her To Die

Thursday, June 12, 2014


..., kau hanya harus memilih.
Hidup seperti kembang api tetapi singkat...
Atau kehidupan yang membosankan tapi lama.
Yang mana yang lebih membahagiakan?
Bukan, mana yang lebih sedikit sengsara? (hal. 5)


“Tidak ada jalan keluar untuk kabur dari kesedihan dan rasa frustrasi atas keinginan kita,” (hal. 9)

“Perbedaaan itu sama dengan omong kosong di depan hukum. Kita berbeda dengan orang lain karena hukum. Hukumlah yang membuat perbedaan identitas,” (hal. 15)

“Keajaiban tidak datang begitu saja. Kalau keajaiban ada, itu karena usaha seseorang, kan?” (hal. 20)

“Di dunia ini ada banyak hal yang tak bisa dimengerti dengan akal sehat manusia. Begitu juga dengan hal yang kau tanyakan padaku itu.” (hal. 40)

“Karena jiwamu tidak seharusnya ada di bumi, sulit bagimu untuk merasakan apa yang ada di bumi.” (hal. 60)

“Jika bersama wanita cantik, seorang lelaki akan merasa 1 jam seperti 1 menit saja”? (hal. 132)

Menjatuhkan atau mengganggu diri sendiri untuk menyusahkan orang lain adalah hal yang bodoh. (hal. 137)

“Kalau seseorang memberimu pilihan untuk hidup sangat pendek tapi indah seperti bunga sakura, atau panjang tanpa masalah tapi kering, apa jawabanmu?” (hal. 148)

It’s better to burn out that to fade away.” (hal. 148)

“Lebih baik menyala sekali daripada redup dan mati pelan-pelan.” (hal. 148)

“Dunia ini sama dengan dunia binatang. Yang kuat memakan yang lemah dan orang-orang hidup demi keuntungan pribadi. Kalaupun ada seseorang yang berbuat baik, itu hanya untuk kebanggaan pribadi, juga untuk membedakan dirinya dari yang lemah. Meskipun demikian, kehidupan sosial manusia dan hutan punya satu perbedaan; yaitu hukum yang menciptakan kekejaman baru. Hukum sangat berharga bagi kita. Hukum itu lebih kuat dari apa pun. Hukum ada bentuk kekejaman yang ditoleransi oleh masyarakat. (hal. 55)

Orang yang bisa memercayai “hal yang tidak masuk akal” hanyalah orang yang pernah mengalaminya secara langsung. (hal. 171)

Sewaktu berhadapan dengan masalah, emosi membuat segala sesuatunya jadi tidak nyaman. Bukankah ia pernah berkata kalau rasionalitas menciptakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah? (hal. 172)

Bukankah orang mati pasti meninggalkan sesuatu yang dia ketahui dengan cara apa pun? (hal. 207)

Merebut kebahagiaan seseorang ketika ia sedang bersama orang yang dicintai adalah insting alamiah yang bahkan binatang buas pun tidak dapat mencegahnya. (hal. 226)

Mencocokkan satu-satu komponen berita (5W + 1H) dalam banyak file kasus tak terpecahkan, dan menyebutkan satu-satu hal yang terlewatkan dari informasi mereka. Pekerjaan ini sebenarnya tidak berbeda dengan soal matematika yang mencari kesamaan dan semua komponen yang dimasukkan. Hanya saja, soal matematika bisa dipecahkan dengan rumus dan alat hitung, sedangkan masalah ini hanya bisa dipecahkan secara manual. (hal. 232)

Tapi untuk menghilangkan biji kesialan itu, aku harus mencabut akarnya (hal. 258)
“Seluruh jiwa yang menjalankan kehidupan kembali lagi ke tanah, seperti air yang kembali ke laut di tempat ia seharusnya berada setelah selesai menempuh perjalanan.” (hal. 269)

Hidup dalam penderitaan, atau mati dengan tenang?
Mati demi kekasih, atau membiarkan kekasih mati dan kita terus hidup? (hal. 275)

Kebohongan dan kejujuran datang dan pergi. (hal. 284)

Manusia bisa lebih kuat setelah sakit dan terluka karena kasih sayang dan cinta orang-orang di sekitarnya. Jika hal itu tidak ada, maka sakit dan luka hanya akan menjadi monster bagi manusia. (hal. 300)

Lasciate ogne speranza, voi ch’intrate.” [Buanglah semua harapan saat masuk ke tempat ini.] (hal. 316)

Tiba-tiba, ia teringat cerita Le Petit Prince karya Saint Exupery. Menurut analisis, tempat The Little Prince berada bukanlah di gurun. The Little Prince hidup di kota dengan banyak penduduk, seperti kita. Jika tidak begitu, ia tidak bisa melihat seratus ikat bunga mawar. Namun, orang yang mengerti dan memercayai The Little Prince berpikir tempat itu adalah gurun pasir dan tidak ada siapa-siapa di sana. (hal. 302)



Begitulah kematian. Kita tidak bisa mengungkapkan rasa takut dan khawatir melalui kata-kata hingga saatnya tiba. Diperingatkan atau tidak, itu hanyalah sebuah perbedaan. Seseorang mengatakan bahwa kesenangan, ketakutan, dan kecemasan manusia memiliki ciri dan warna tersendiri. (hal. 367)

No comments:

Post a Comment

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs