[REVIEW] 18 VS 29 - Ji Su Hyun

Thursday, April 2, 2015

“Walaupun dia banyak kekurangan, di mataku hanya dia satu-satunya wanita.” (hal. 149)

Judul: 18 VS 29: Loving You, Forgetting You
Penulis: Ji Su-hyun
Penerjemah: Rusmalasari & Dwita Rizki Nientyas
Penerbit: Qanita (imprint Mizan)
Penyunting: Lelita Primadani
Proofreader: Emi Kusmiati
Layout cover: Agung Wulandana
Tebal: 316 halaman
Harga: Rp50.000,-
Rating: ★★★

---

Apa jadinya kalau dalam waktu singkat saja seseorang langsung berubah sifat dan perilakunya? Itulah yang terjadi pada Yoo Hye Chan. Mendadak ia menyatakan ingin meminta cerai pada suaminya, Kang Sang Yeong. Tidak ada alasan jelas mengapa Hye Chan ingin menjadi janda. Setidaknya begitu sampai suatu kecelakaan menimpa Hye Chan. Kecelakaan yang menyebabkannya mengalami amnesia.

Parahnya, amnesia ini bisa membuat Hye Chan berpikir bahwa dirinya masih gadis berumur 18 tahun dan belum menikah. Kupikir, amnesia hanya membuat seseorang lupa ingatan, nggak termasuk lupa umur. Hehe ^^v

Kejadian tersebut tentu saja mengejutkan Sang Yeong. Memangnya siapa yang nggak bingung melihat pasangan sendiri tiba-tiba lupa ingatan, lupa segalanya, bahkan lupa kalau Hye Chan pernah mengajukan cerai? Meski demikian, Sang Yeong hanya bisa pasrah dengan keadaan. Mungkin dengan begitu, istrinya bisa kembali mencintai dirinya lagi.

Cinta yang bercampur kebencian itu lebih kuat dari cinta dan juga lebih kuat dari kebencian.  –Joyce C. Oates (hal. 105)

Satu per satu usaha Sang Yeong lakukan agar Hye Chan tidak lagi menganggap dirinya seorang Ajeossi yang mencintai gadis berusia 18 tahun. Cerita dari adiknya, Hye Won dan Sang Ha—adik ipar juga membantu Hye Chan mengingat-ingat akan kenangan masa lalunya. Kenangan pertama kali bertemu dengan Sang Yeong, seorang namja yang sekarang sudah menjadi artis terkenal hingga hubungannya dengan Si Woo, teman sekaligus musuh dingin suaminya yang kini menjadi sutradara pada film yang akan mereka kerjakan.

Kejadian tersebut membuatku berpikir, ini sebenarnya Hye Chan tuh kenapa sih? Apakah di masa lalunya dia punya kenangan pahit, sampai amnesianya membuat ia menganggap diri sendiri berumur 18 tahun? Atau mungkin dia terkena gangguan mental semacam DID (Dissociative Identity Disorder), OCD (Obsessive Compulsion Disorder), atau BD (Bipolar Disoder)? Duh, pemikiranku macam drama Korea banget ya! Ya maklumlah, belakangan baru selesai menamatkan drama Hyde, Jekyll and Me dan Kill Me, Heal Me yang punya jalan cerita tentang gangguan mental :D *abaikan*

Nyatanya, sampai akhir cerita aku nggak menemukan apakah Hye Chan terkena penyakit mental atau nggak. Yang sedikit mengganggu dari buku ini adalah nama dari tokohnya. Aku merasa bingung mengingat banyak nama-nama Korea di buku ini, apalagi kedekatan antara satu nama dengan yang lain hampir sama, nggak jarang aku lupa sebenarnya Hye Chan itu suaminya apa istrinya ya? x_x

Kata “suka” dan “tidak suka” tidak bisa keluar dari mulutnya begitu saja. Kalau bilang “tidak suka”, bukan berarti dia benar-benar tidak suka. Sebaliknya, dia pun tidak bisa bilang “suka”. (hal. 171)

Konfliknya lebih berpusat di antara Hye Chan-Sang Yeong. Tapi nggak menutup alur cerita untuk hubungan antara Hye Won (adik Hye Chan) dan juga Sang Ha (adik Sang Yeong). Anehnya, kedua adik ipar ini malah terikat hubungan suka, memangnya boleh ya? Ada lagi cerita cinta segi lima antara Si WooHye ChanSang YeongJi WonYoon Woo (biru: laki-laki, merah: perempuan). Ah, pusing deh pala Acipa! :(

Katanya sih, ada juga drama yang mengadaptasi dari novel ini. Selain karena ekspektasiku yang terlalu overrated, dramanya juga udah lama tayang, aku jadi nggak minat tonton deh! :P


Tapi overall, buku ini menarik bagi kamu yang mau membaca kisah pasangan suami istri khas Korea. Bagaimana naik-turunnya emosi tentang pasangan yang baru menikah beberapa tahun, dan perasaan yang terlalu malu diungkapkan, bahkan makna dari sebuah kesalahpahaman di antara hubungan itu. Pokoknya, greget deh!

Keindahan tidak ada gunanya. Akan menghilang seiring waktu berlalu, membuat orang lain berharap terlalu besar padamu. Sangat besar. Padahal, aslinya tidak enak dilihat dan tidak harum, tapi ketika melihat kulit luar yang lumayan, mereka langsung berpikir ada keharuman terpancar. Mereka berharap sesuka hati seperti itu. Jika harapan itu tidak terwujud, mereka akan kecewa. Kau akan mengerti kalau sudah dewasa. Betapa menyedihkan melihat wajah-wajah yang kecewa. (hal. 184)

No comments:

Post a Comment

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs