Penulis: Wenda Ayu Mawarti, S.Pd dan Windi Ayu Mawarni, S.Pd
Penerbit: PT Tangga Pustaka
Editor: Rizky Maulana Ibrahim
Desain cover: Yulai Tse
Layout: Mawardi Noor
Tebal: 354 halaman
Harga: Rp49.000,-
Rating: ★★
---
Halo, apa kabar teman-teman pembaca buku? Waah, lama nggak blogging, kok rasanya sedikit berdebu ya. Mau sapuin nih, coba angkat kakinya, Syifa mau beres-beres dulu! Jadi, baru saja kemarin menyelesaikan masa-masa kritis alias UTS. Anak sekolah dong, masih zaman main-main di
Ngomongin UTS, teman-teman juga pasti pernah memerlukan buku-buku pelajaran kan dalam menunjang pemahaman materi? Nah kali ini, Syifa bakal membahas salah satu buku yang minggu kemarin dipakai buat buku penunjang. Jarang kan, aku bikin review buku pelajaran, hehe.
Buku berjudul Smart Handbook Matematika SMA Kelas 10, 11, 12 ini nggak seperti buku kebanyakkan yang berupa text-book, tapi buku ini lebih dikhususkan sebagai penunjang pelajaran. Materi yang terdapat di buku ini adalah ringkasan dari materi-materi penting Matematika yang diajarkan di sekolah dan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berlaku. Itu lho, kurikulum yang setahun belakangan ini bikin gonjang-ganjing seantero Indonesia!
Nah, meski katanya buku ini sesuai dengan K-13, daftar isi yang memuat 23 bab bisa jadi nggak sesuai dengan urutan yang dipelajari di sekolahan. Nggak semuanya acak, tapi ditemukan daftar isi yang nggak menyusun antara kelas 10, 11, dan 12.
Di K-13 sendiri, pelajaran horor ini (re: Matematika) dipecah menjadi dua mata pelajaran berbeda, Matematika Wajib dan Matematika Peminatan *meski sebenarnya banyak yang nggak minat*. Judulnya sih sama-sama matematika, sama-sama menghitung, dan materinya juga cukup sama. Tapi, kalau dilihat dari segi “pengeksekusian” guru dalam menerangkan materi, bisa dibilang Matematika Wajib dan Peminatan itu cukup berbeda. Dan sayangnya di buku ini, materi dari dua bidang tersebut dijadikan satu. Hm?
Sempat membaca review dari buku berjenis sama untuk SMP dari blogger lain (baca disini), membuatku punya perbandingan apakah buku ini juga mengalami hal yang sama atau nggak. Aku jadi merasa dituntut lebih jeli dan kritis lagi, apalagi kurasa buku Matematika adalah buku paling susah tapi cerdas dalam hal penggarapannya. Coba bayangkan, untuk membuat tanda-tanda dan segenap rumus Matematika itu, nggak sekadar pilihan Equation dan Symbol aja lho!
tan atau tg? |
Rumus untuk desil dan persentil, keliru (salah) lho! |
Nggak hanya itu, baru saja beberapa minggu lalu aku belajar tentang ilmu Statistika. Salah satunya adalah persentil, mungkin di buku ini disebutnya persil ._. Anehnya lagi, rumus untuk desil dan persentil (alias persil) ini beda dengan yang kupelajari. Lah?
Dan meski nggak banyak ditemukan typo, rasanya kesalahan ketik satu karakter saja membuat rumus Matematika juga punya pengertian lain. Aku pernah mengalami ini, dan karena kesalahan itu, bikin pemahamanku tentang suatu rumus jadi sangat berbeda. Ingat lho, satu kesalahan di Matematika bisa membuat fatal semua. Hasilnya juga tentu berbeda kan?
Harusnya D < 0, kedua kurva tidak saling berpotongan! |
Konstanta D dan E, dari mana (?) |
Yang menarik dari buku ini adalah informasi di akhir tiap bab berupa “Tahukah Kamu?” Kadang, pernah nggak kita berpikir bahwa ‘kenapa sih harus belajar susah-susah Matematika, kalau pada akhirnya jajan cuma butuh operasi kali, bagi, tambah, dan kurang. Selesai!’ Ada yang pernah berpikir demikian? Aku sih pernah. Pemikiran dangkal bahwa sesulit apapun, toh pada akhirnya kita nggak akan pakai logaritma atau trigonometri kan kalau buat beli baju. Haha... :D
Pemain basket nggak akan seribet itu, lah :P |
Ilmuwan dulu kerja keras banget ya! |
Wow! |
Wah, dalam penggarapan buku nih! |
Nice review sist n tentunya terimakasih sudah nge-link ke blog saya :)) Btw kl setahu saya, tangen memang bisa disingkat dengan tan maupun tg. It's ok, no problem, dua-duanya legal. Adapun rumus desil n persentil yang sista lingkari itu, bukannya salah sih, tapi rumus tersebut dipakai untuk data tunggal. Sedangkan rumus desil n persentil di buku yang pakai kertas putih itu digunakan untuk data berkelompok. CMIIW.
ReplyDeleteOiya? Aku baru tau sih karena lebih familiar di tan.
DeleteOiya (lagi)? Kalau untuk rumus desil dan persentil memang ada di data tunggal. Tapi sayangnya, yang dipelajari di SMA, khususnya kelas 11, kami belajar data berkelompok. Dan sayangnya lagi, kalau itu memang data tunggal, penyusun nggak menyisipkan rumus untuk data berkelompoknya. Jadi... mungkin penyusun lelah :(