Setelah Audy pergi, kami langsung sadar kalau kehadiran Audy sangat penting bagi kami. Bukan sebagai pembantu ataupun babysitter, tapi sebagai... bagian dari keluarga. (hal. 9)
“Kadang... walaupun ada hal-hal yang menurutmu benar, lebih baik kamu simpan di dalam hati. Atau sampaikan dengan cara yang lebih baik.” (hal. 84)
Kadang aku mengharapkan suatu hal, walaupun di saat yang sama, aku berpikiran sebaliknya untuk menghindari rasa sakit yang mungkin timbul jika aku tidak mendapatkannya. Seringnya, aku tetap akan merasa sakit tanpa mengetahui bagaimana rasanya jika aku berpikiran positif. (hal. 156)
See? Wanita tidak seharusnya berpacaran—atau malah menikah—dengan pria yang lebih muda. Itu salah. Mereka hanya akan menyakiti diri mereka sendiri, mengusahakan segala untuk tetap terlihat muda sambil menyaksikan pasangan mereka yang selamanya akan lebih muda. Pria muda sudah sewajarnya berpasangan dengan gadis muda pula. (hal. 140)
Aku tidak boleh menyerah hanya karena satu-dua komentar pedas. (hal. 40)Ini benar-benar tidak masuk akal. Cinta bisa membuat orang tergenius sekalipun jadi gila! (hal. 109)“Apa salahnya berharap?” — “Berharap bikin kita lebih bersemangat hidup, kan? Tentunya, sambil disertai usaha yang konkret.” (hal. 144)“Love is the desire for perpetual possession of the good.” (hal. 293)
Haha, bagian skripsi jalan di tempat itu emang zonk sih kalau melihat betapa rempongnya hidup Audy dibelantara dunia 4R
ReplyDeleteAbisnya kesel, padahal udah mau dibantin Rex juga >w<
DeleteRatenya cuma 3 aja, Syifa? Apa ekspektasiku sama buku seri kedua ini terlalu tinggi ya? *belum baca sih, haha*
ReplyDeleteMungkin nggak sih, soalnya masih kerasa ada yang nyangkut, kurang sreg, tapi bagus so far :D
Delete