Dreams are necessary to life.—Anais NinMimpi itu kebutuhan. Layaknya udara, tanpa disadari, aku, kamu, dan kita semua membutuhkan mimpi. Mimpilah yang menuntun kita atas apa yang kita kerjakan saat ini karena hari ini adalah jawaban atas mimpi kita tempo hari.Dream Catcher memberikan gambaran tentang bagaimana merancang mimpi. Inilah rancangan hidup yang kita coba reka sendiri. Alanda Kariza berbagi hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menciptakan mimpi dan meraihnya sejak dini. Memanfaatkan kekurangan, meningkatkan produktivitas, dan berbagi dengan orang lain adalah beberapa di antaranya.Buku ini dilengkapi lembar aktivitas untuk mencatat hal-hal yang ingin kita capai. Tak ketinggalan, ada pula profil para sosok muda yang sukses mewujudkan impian.So, live your dreams. Hidup yang dipenuhi mimpi akan banyak bercerita tentang masa depan.
Being young is a privilege. (hal. 35)
Menurutku, buku ini semacam diary dari Kak Alanda. Bagaimana tidak, karena hampir seluruh bagiannya mengambil secuil cerita yang dialami penulisnya sendiri. Ini memberi kesan tersendiri, dan khususnya bagi aku, aku menganggap ini semacam 'bukti' di balik tulisan-tulisan tersebut.
Passion makes you happy. Therefore, pursuing your passion will also make you happy. (hal. 14)
Dalam buku ini juga, terdapat beberapa halaman yang sengaja dikhususkan sebagai tempat menulis mimpi dari para pembacanya, yang aku ingat salah satunya adalah My So-Fun-To-Do Bucket List, lembar yang bisa kita tulis hal-hal yang kita senangi. Sayangnya, semenjak memiliki buku ini beberapa bulan yang lalu, aku belum menuliskan apapun di lembar-lembar itu, entah karena terlalu sayang atau terlalu bingung dengan banyaknya mimpi :D
Fantasies are not dreams. (hal. 22)
Selain itu, disajikan juga wawancara dengan teman-teman terdekat Kak Alanda, dua yang aku ingat adalah cerita dengan Kak Aishanatasha Adisasmita dan Kak Annisa Amalia (Abazh). Dua orang yang ikut menggagas terbentuknya TCFT, The Cure For Tomorrow.
We can do something if we want it bad enough. (hal. 27)
Jika kamu mencari buku self-help yang mengasyikan, maka aku akan merekomendasikan Dream Catcher untuk kamu baca. Tidak seperti buku pengembangan diri kebanyakkan, Dream Catcher memiliki 'kesan' tersendiri yang sampai saat ini masih membekas #tsaaah. Selain dari layout-nya yang mendukung, cover yang ciamik, dan desainnya yang unik --walau warna kuning dominan disini--, tapi... bukan masalah itu, lebih kepada 'materi cerita' yang ditulis di buku ini sangat mengasyikkan, santai, dan mudah dipahami.
Well, ★★★★★ for this book :D Dan sekali lagi, ada banyak kalimat favorit dalam buku ini, bahkan mungkin semuanya adalah favorit. Sayang, memo yang aku tulis untuk menyimpan nomor halamannya hilang, tapi... percayalah, buku ini punya kekuatan yang benar-benar menginspirasi untuk kamu.
Udah mirip belum gayanya? xD |
Mimpi dengan impian, kedua hal itu beda gak?
ReplyDelete*fotonya udah kayak adek kakak, jangan-jangan sodaraan ya :D
Beda, iya beda huruf :D Ahaha, iya kami kakak beradik beda ayah beda ibu beda nenek beda kakek :D
ReplyDelete