Siapa bilang cinta tidak melihat usahamu? Ia tahu kamu berada dalam usaha penaklukan, mengerti bahwa kamu tidak ingin menjadi penghuni abadi dalam dongeng. Ia juga siap memberikan kesempatan kepadamu berkali-kali, bahkan rela menjadi tempat berpulangmu yang paling manis.Dan… siapa bilang cinta tidak butuh diungkapkan? Tiga novela ini mencoba menuturkan rahasianya…
Kisah manis yang lain dari Sienta, membuatmu tersenyum-senyum sendiri saat membayangkannya. Very sweet!
Irena Widelia (penulis Suddenly in Love dan Loving You)
Nggak bisa pause saat membaca Tink for Peter (Pan). Selain karena perilaku Tink yang lucu, aku juga penasaran banget sama si Tink, apakah dia jadian sama Bram atau Peter? Tidak ada clue yang bisa membuatku menebak. Aku suka endingnya yang manis, yang melibatkan nostalgia masa kanak-kanak.
Dian Kristiani (penulis LUPITA, Lu Pikir Gua Pengemis Cinta)
Kali ini Kezia Evi Wiadji kembali menyajikan kisah yang menyentuh hati dan menginspirasi. Cerita tentang keberanian untuk melangkah kembali dan menutup kenangan masa lalu. Lantunan manis tentang cinta kedua, kesempatan kedua, dan betapa setiap hati merindukan tempat berlabuh yang bisa disebut dengan kata ‘pulang’. Well written, sweet simple love story, Evi! Just love it.
Rina Suryakusuma (penulis Lullaby dan Just Another Birthday)
Be Mine adalah novela yang ditulis oleh tiga penulis cantik yang masing-masing menyumbangkan satu judul untuk buku ini. Sienta Sasika Novel dengan In Love With You; Monica Anggen dengan Tink For Peter (Pan), dan Kezia Evi Wiadji dengan Second Love. Benang merah dari ketiga judul tersebut adalah... Valentine sebagai salah satu setting yang diceritakan pada masing-masing novela.
In Love With You – Sienta Sasika Novel
Adalah Bintang, seorang cowok jenius yang pintar, tampan, dan selalu menempati posisi pertama dalam urutan nilai ujian ini tidak biasanya memperhatikan papan pengumuman. Padahal, tanpa melihatnya pun, sudah bisa dipastikan namanya berada di urutan pertama dari 250-an siswa yang bersekolah di salah satu SMA di kota Bandung tersebut.
Sebagai orang yang sangat dekat dengan Bintang dibanding teman-teman lainnya, Kinan merasa terheran-heran akan tindakan yang dilakukan sahabatnya itu. Lantas, apa yang Bintang lakukan di depan papan pengumuman nilai itu? Apakah ia sedang memperhatikan seseorang? Dirinyakah? Atau orang lain?
Sienta Azadirachta, salah satu siswi yang juga sekolah di sekolah yang sama merasa tertantang dengan keputusannya sendiri seusai menyatakan perasaannya pada Bintang. Ia tidak rela jika harus disebut o’on oleh Bintang. Baginya, ia juga bisa berprestasi dalam bidang akademik, ia hanya perlu belajar lebih rajin lagi.
Namun sayang, usahanya untuk mengejar target masuk 50 besar terkendala dengan kenyataan bahwa Sienta malas jika harus menghafal rumus-rumus Fisika dan mengingat istilah-istilah Biologi, terlebih Mamanya tidak menuruti kemauan Sienta yang ingin masuk bimbel. Eeeh, malah Bintang yang jadi tentor pribadi Sienta, yang membantunya mengajari hafalan-hafalan rumus dan istilah-istilah pelajaran Ma-Fi-Ki-Bi SMA. Lambat laun, peringkat Sienta yang biasanya hanya di posisi 200-an, menjadi naik di peringkat 80 besar.
Di sisi lain, Kinan merasa ada perubahan yang terjadi pada Bintang. Bagi cewek seperti Kinan, tidak mungkin baginya harus bersaing dengan Sienta. Adakah sesuatu yang berbeda yang Bintang lihat dari Sienta? Apa yang sebenarnya diraskan Bintang? Dan, berhasilkah Sienta menempati posisi 50 besar? Kalau memang iya, akankah Bintang menerima cinta Sienta?
Kak Sienta dengan gaya remaja khasnya yang unik menuturkan kisah Sienta-Bintang-Kinan dengan apik. Sesuai dengan kisah remaja zaman sekarang yang dinamis, novela dengan judul In Love With You pun demikian adanya. Konflik yang mungkin cukup sering ditemui, beprestasi demi si doi, layaknya menjadi cerita yang menarik dan mudah dipahami. Dengan latar belakang SMA, dan juga selipan beberapa istilah dalam pelajaran Biologi, mengingatkanku pada buku teks pelajaran yang juga ditulis oleh Kak Sienta.
In Love With You bisa membuat aku tersenyum sendiri ketika menikmati jalan ceritanya dengan alur maju-mundur yang jelas. Walaupun beberapa kali menyebutkan Matematika, Fisika, Kimia, sepertinya Kak Sienta lebih prefer pada pelajaran Biologi, mengingat dia adalah lulusan master Bioteknologi SITH ITB, dan karena cenderung ke Biologi itulah, nilai ujian di akhir cerita yang dituliskan hanya Biologi aja, agak nggak adil. Dengan beberapa adegan dan ending menyebutkan salah satu kampus dengan lambang Ganesha-nya ini, bisa dikatakan sangat narsis mengingat nama tokoh—Sienta dan Bintang—pernah dijadikan juga nama tokoh dalam 2 novel lainnya. Dengan bab ‘Belum Ending’ di akhir novela, cukup mengejutkan dan memberikan twist yang mengesankan. Manis sekali.
Tink for Peter (Pan)
Siapa yang tidak tahu dongeng Tinkerbell atau Peter Pan? Hmm... Di novela kedua ini, menceritakan Peter, si kapten basket dari Fakultas Teknik yang sampai saat kuliah pun masih sering membawa buku cerita kesukaannya itu. Ia bermimpi bahwa dirinya adalah Peter Pan dalam dunia nyata, dan memimpikan bahwa suatu hari nanti ia pun akan menemukan Tinkerbell-nya dalam kehidupan ini. Ada juga Bram, sahabat Peter yang jagonya slam dunk ini sering kali mengejek Peter karena menurutnya Peter belum bisa ganti bacaan dari buku kesayangannya itu. Aneh sekali!
Tokoh perempuan yang diceritakan disini tidak seperti tokoh fiksi kebanyakkan, adalah Tineke, si perempuan yang memiliki postur besar, bongsor, pendek, hingga banyak yang menyebutnya ‘Si Karung Beras’. Tapi, Tineke sudah kebal dengan berbagai sebutan dan panggilan ‘kata-kata ajaib’ yang ditujukan padanya itu. Ia tetap sabar dan masih periang.
Pertemuan pertama antara Peter dan Tineke terjadi ketika suatu ‘kecelakaan’ kecil menimpa Tineke. Ia pingsan dan harus dibawa ke Ruang Kesehatan. Dan dari sanalah, Peter mengenal Tineke, begitupun sebaliknya.
Ada juga Windry, si gadis centil yang sukanya mengejar-ngejar Peter karena terobsesi menjadikan Peter sebagai kekasihnya. Mungkinkah Windry adalah Tinkerbell yang Peter cari selama ini? Lalu, kenapa Peter masih membawa buku cerita Peter Pan-nya itu? Dan bagaimana hubungan Tineke dengan Bram? Siapakah Tink yang sesungguhnya?
Ini adalah tulisan pertama Kak Monica yang aku baca dari sekian banyaknya karya yang telah ditulis. Cukup menarik dengan latar belakang anak kuliahan dengan segelintir cerita-cerita khas mahasiswa. Sejak awal, dari pemaparan dialog antara Peter dengan Bram terasa agak kaku dan baku (mungkin?), mengingat mereka berdua adalah mahasiswa laki-laki yang masih muda dan berteman sudah cukup lama, dan tinggal di Jakarta *
Ceritanya bikin greget, walau sudah tahu akan seperti apa ending ceritanya. Tapi..., lebih menarik dengan selipan ‘kenangan di masa lalu’ yang menjadi jawaban cerita. Cukup lucu!
Second Love – Kezia Evi Wiadji
Bagaimana jadinya jika harus menjadi single-parent dari seorang anak berumur 5 tahun? Adalah Tiara, mama dari Mia, menjadi single-parent semenjak ditinggal meninggal oleh suaminya, Brian. Tiga tahun berlalu sepeninggal Brian, Mia masih sering menanyakan kemana papanya pergi? Suatu pertanyaan yang sering dilontarkan anak kecil ketika hanya satu orangtua yang mengasuhnya. “Papa Mia ada di surga.”
Hidup Tiara masih kalut sampai kehadiran sosok baru di hidupnya, Jimmy yang juga seorang single-parent dari seorang anak yang jadi teman Mia, Leon. Jimmy dan Tiara saling mengagumi satu sama lain semenjak pertemuan mereka di salah satu restoran
Keesokan harinya, Jimmy menjemput Tiara dan Mia dengan alasan akan pergi berbelanja ke tempat yang sama,
Tapi, sebagai seorang single-parent, Tiara masih mengingat-ingat akan kenangan dengan almarhum suaminya. Ia tidak bisa begitu saja melupakan segala hal itu. Klimaksnya terjadi ketika mereka berempat berlibur di salah satu villa di Lembang. Tiara kehilangan cincin pernikahannya karena tak sengaja jatuh ke dalam lubang wastafel yang tidak ada afur sink-nya, tidak ada penutupnya. Jimmy tidak peduli akan hal itu, baginya cincing itu hilang, maka kenangan Tiara dengan Brian akan ikut menghilang. Bahkan saat penjaga villa akan membantu mengusahakan setelah mencari cincin itu, Jimmy malah menyuruhnya pergi.
Tiara kesal, bagaimana mungkin Jimmy bisa berlaku demikian? Lalu, bagaimana kisah ‘hubungan’ mereka yang sudah berjalan tujuh bulan itu? Akankah mereka saling menghindar satu sama lain, hingga ‘mimpi menjadi keluarga utuh’ itu akan hancur?
Novela ini menjadi penutup dari Be Mine, berlatar belakang kehidupan orang-orang dewasa yang sudah berumah tangga. Kehidupan yang mempunyai masalah lebih kompleks, terlebih Tiara dan Jimmy adalah orangtua tunggal yang mempunyai pekerjaan di luar kota dan mempunyai tanggung jawab tersendiri untuk anaknya masing-masing.
Aku suka dengan penuturan yang diceritakan, menggunakan POV 1 dari sosok Tiara dan Jimmy menambah kekuatan dalam karakter masing-masing tokoh utama ini. Sayangnya, Mia sama Leon hanya jadi 'pengantar' adanya pertemuan Tiara dan Jimmy, pas akhir-akhir cerita, mereka seakan lenyap
"Ini pemberian Tuhan, Bram. Sudah seharusnya kita mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan pada kita." (hal. 101)
Cinta yang benar adalah cinta yang membangun dan membiarkan orang yang dicintai bertumbuh dan berkembang bersama-sama menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau cinta dimulaii dengan kekacauan seperti ini, akan jadi apa cinta itu di hari-hari selanjutnya? Apakah ada cinta yang membuat orang yang dicintai merasa malu, kecewa, dan sakit hati? (hal. 155)
"Tidak, Tink. Lari dari masalah bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan masala. Kamu harus menghadapinya. Tunjukkin ke mereka kalai kamu tidak muda hancur hanya karena hinaan dan ejekan yang selalu mereka lakuin ke kamu!" (hal. 155)
Cinta haruslah ditunjukkan dalam rangkaian kata, dan juga dalam bentuk tindakan. (hal. 159)
Mencintai seseorang adalah menerima orang itu tanpa syarat, tanpa menuntut, tanpa niatan untuk mengubah orang itu sesuai dengan kemauan kita. Mencintai berarti rela berbagi, rela menerima, dan rela saling mendukung untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Selamanya... (hal. 159)
Karena cinta mampu menyembuhkan, namun dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk mewujudkannya. (hal. 228)
Dari keseluruhan, aku menikmati novela ini dengan santai. Tidak terlalu serius dan tidak membawakan cerita yang ‘berat’. Cocok digunakan sebagai buku untuk mengisi waktu luang dengan sekali duduk. Kalau boleh pilih, aku lebih suka novela In Love With You dari Kak Sienta Sasika Novel. Selain latar belakangnya yang anak SMA—karena aku anak SMA—juga karena ceritanya lebih ‘remaja’ dan cinta masa mudanya itu kerasa banget. Tidak terkecuali untuk kedua novela yang lain. Hehe... Terakhir, aku ingin memberi ★★★ untuk buku ini, untuk tiga novela ini, dan untuk tiga penulis cantik ini.
Selfie 4L@Y |
@asysyifaahs |
Oogini ya cara ngereview buku? Ahaha.. Kereeennn..
ReplyDeleteDri sini aku tertarik buat baca novelnya :D bikin penasaran euyy xD
Ahaha, aku masih belajar Kak :D Yuk yuk baca :D
ReplyDeleteMau bukunya, keyyyeeen u,u
ReplyDeletewah jadi pengen bacaa
ReplyDeleteLu, alah biasanya juga nggak baca :P
ReplyDeleteKak Nabila, ayo baca Kak, baca :D
ReplyDeleteNice
ReplyDeleteTapi harus hati2 supaya jgn terlalu banyak "bocorannya" Nanti orang merasa cukup baca review saja ngak usah beli bukunya
Hihi, iya nih Kak, maklum baru belajar review, makasih masukannya :D
ReplyDelete