Masih soal wrap-up post, kali ini aku mau mengakumulasi bacaan YA sepanjang 2015. Jangan ditanya, total buku yang kubaca saja sedikit, apalagi tipe buku ini, ya kan? Mengecewakan, pasti. Tapi ya sudahlah, 2k15 mau berakhir dan masih sedih aja? Huh... besok mau tahun baru kali xP
[Wrap-Up Post] Young Adult Reading Challenge 2015
Thursday, December 31, 2015
[Wrap-Up Post] Tantangan Membaca Haru
Aku yakin tahun ini, aku banyak mengalami kegagalan dalam ikut tantangan baca sana-sini. Yah, mau gimana lagi sih, namanya juga fokus belajar, jadilah hasil membaca seadanya sebagai pelampiasan rasa suntuk setelah belajar. Jadi, Tantangan Membaca Haru pun, aku nggak bisa dibilang begitu sukses. Ada lk 20 buku Haru yang kupunya, tapi baru sebagian yang dibaca, apalagi yang diresensi :D
Sunday, December 27, 2015
Dear Santa... setiap kali liburan, ada dua hal paling sering terjadi padaku. Pertama, aku seringkali lupa hari dan tanggal yang bikin aku lupa jadwal-jadwalku. Kedua, aku seringkali jatuh sakit akibat puncak dari rasa lelah yang aku tahan selama masa-masa hari biasa. Makanya, kedua alasan itu sudah pasti menjadi alasan utama kenapa aku jarang pergi berlibur kemana-mana, bahkan ke rumah teman pun aku memilih absen. Tapi, aku nggak mau bikin Santaku sedih, menunggu itu lama kan ya? Hehe, doakan aku ya semoga lekas sembuh :)
Aku nggak lupa kok dengan acara Secret Santa ini, sejak awal memang selalu antusias. Belum lagi, kado yang aku dapat tahun ini sama banyaknya seperti kemarin. Hei Santa, anak baik seperti aku dapat dua buah buku dan satu bookmark cantik lho. Waaah..., aku jadi malu padahal aku memberi kado buat Targetku hanya satu buku saja, hihi ^^v
Aku nggak lupa kok dengan acara Secret Santa ini, sejak awal memang selalu antusias. Belum lagi, kado yang aku dapat tahun ini sama banyaknya seperti kemarin. Hei Santa, anak baik seperti aku dapat dua buah buku dan satu bookmark cantik lho. Waaah..., aku jadi malu padahal aku memberi kado buat Targetku hanya satu buku saja, hihi ^^v
[REVIEW] Passport to Happiness - Ollie
Perjalanan telah mengajariku untuk memulai langkah pertama dalam mencari bahagia dan menemukan versi hidup sempurna yang aku cari, dalam setiap tikungannya. (hal. x)
Passport to Happiness
Penulis: Ollie
Penerbit: GagasMedia
Editor: Resita Wahyu Febiratri & Nila Suri
Penyelaras aksara: Alaine Any
Penata letak: Putra Julianto
Desainer sampul: Mulya Printis
Penyelaras desain sampul: Agung Nugroho
Ilustrator isi: Oktarina Lukitasari
Tebal: 176 halaman
Terbit: 2015 (Cetakan Pertama)
---
Aku bukan tipe anak yang suka pergi melakukan perjalanan, bukan karena nggak ingin tapi lebih tepatnya karena nggak sempat. Kadang niatnya ada, teman perjalanannya nggak ada. Ada teman perjalanannya, aku yang sibuk dengan tugas. Yah, kalau keterusan begitu, titik potongnya nggak bakal ketemu juga, iya kan?
Perjalanan ke luar kotaku juga bisa dihitung dengan jari, dan itu semua nggak terlalu berkesan buatku. Itinerary dan jadwal lainnya diatur pihak tour and travel dan itu nggak ada asyik-asyiknya. Kita nggak bisa ngerasain ribetnya ngatur jadwal, asyiknya beli tiket, atau mungkin sampai kesasar salah arah. Yah, mungkin memang belum ada yang spesial selama ini, kita tunggu kalau aku lulus SMA ya!
Passport to Happiness
Penulis: Ollie
Penerbit: GagasMedia
Editor: Resita Wahyu Febiratri & Nila Suri
Penyelaras aksara: Alaine Any
Penata letak: Putra Julianto
Desainer sampul: Mulya Printis
Penyelaras desain sampul: Agung Nugroho
Ilustrator isi: Oktarina Lukitasari
Tebal: 176 halaman
Terbit: 2015 (Cetakan Pertama)
---
Aku bukan tipe anak yang suka pergi melakukan perjalanan, bukan karena nggak ingin tapi lebih tepatnya karena nggak sempat. Kadang niatnya ada, teman perjalanannya nggak ada. Ada teman perjalanannya, aku yang sibuk dengan tugas. Yah, kalau keterusan begitu, titik potongnya nggak bakal ketemu juga, iya kan?
Perjalanan ke luar kotaku juga bisa dihitung dengan jari, dan itu semua nggak terlalu berkesan buatku. Itinerary dan jadwal lainnya diatur pihak tour and travel dan itu nggak ada asyik-asyiknya. Kita nggak bisa ngerasain ribetnya ngatur jadwal, asyiknya beli tiket, atau mungkin sampai kesasar salah arah. Yah, mungkin memang belum ada yang spesial selama ini, kita tunggu kalau aku lulus SMA ya!
Kita memang tidak boleh menilai hanya dengan standar yang kita anggap biasa saja. Namun juga belajar untuk mengerti kultur dan kebiasaan orang lain. (From Moscow with Love, hal. 38)
share: facebook | twitter | pinterest
Label:
Book Review,
GagasMedia,
Ollie,
Rating 3.5,
Review 2015
Sunday, December 20, 2015
"Hidup ini
adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa kita tidak pernah
tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tahu kapan hidup akan membanting
kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil
keputusan. Satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih
banyak menghasilkan penyesalan." (hal. 262)
Pulang
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Layout: Alfian
Tebal: 400 halaman
Terbit: Oktober 2015 (Cetakan Ketiga)
Rating: ★★★★★
---
Tokoh utama kita bernama Bujang, remaja kusam tanpa alas kaki dari pedalaman rimba Sumatra yang bertranformasi menjadi “Si Babi Hutan”, tukang jagal nomor satu yang pandai menyelesaikan konflik tingkat tinggi. Berawal dari perburuan babi hutan di sebuah talang di Bukit Barisan, ia berhasil membunuh raja babi hutan demi menyelamatkan Tauke Muda, orang bermata sipit yang bertamu pada bapaknya. Tindakan superiornya tersebut tak ragu lagi membuat Tauke Muda mengajak Bujang pergi ke Kota Provinsi, meninggalkan bapaknya yang lumpuh di kaki dan mamak yang sulit mengikhlaskan kepergiannya.
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Layout: Alfian
Tebal: 400 halaman
Terbit: Oktober 2015 (Cetakan Ketiga)
Rating: ★★★★★
---
“Ingat, Bujang. Jika kau tidak membunuh mereka lebih dulu, maka mereka akan membunuhmu lebih awal. Pertempuran adalah pertempuran. Tidak ada ampun. Jangan ragu walau sehelai benang.” (hal. 153)
Tokoh utama kita bernama Bujang, remaja kusam tanpa alas kaki dari pedalaman rimba Sumatra yang bertranformasi menjadi “Si Babi Hutan”, tukang jagal nomor satu yang pandai menyelesaikan konflik tingkat tinggi. Berawal dari perburuan babi hutan di sebuah talang di Bukit Barisan, ia berhasil membunuh raja babi hutan demi menyelamatkan Tauke Muda, orang bermata sipit yang bertamu pada bapaknya. Tindakan superiornya tersebut tak ragu lagi membuat Tauke Muda mengajak Bujang pergi ke Kota Provinsi, meninggalkan bapaknya yang lumpuh di kaki dan mamak yang sulit mengikhlaskan kepergiannya.
share: facebook | twitter | pinterest
Label:
Book Review,
Rating 5,
Republika,
Review 2015,
Tere Liye
Subscribe to:
Posts (Atom)