[REVIEW] Fangirl - Rainbow Rowell

Wednesday, November 5, 2014

Untuk benar-benar menjadi seorang kutu buku, kau harus lebih menyukai dunia fiksi daripada dunia nyata. (hal. 314)

Judul: Fangirl
Penulis: Rainbow Rowell
Penerjemah: Wisnu Wardhana
Penerbit: Spring (imprint Haru)
Tebal: 454 halaman
Rating: ★★★★
Harga:

---

Cath dan Wren adalah saudara kembar identik. Mereka adalah penggemar fanatik karya-karya berjudul Simon Snow. Baiklah, semua orang adalah penggemar Simon Snow, seri fantasi tentang penyihir di Dunia Mage itu. Tapi, Cath bukan sekadar fan yang membaca tiap serinya, ia adalah seorang fanatik yang bahkan menulis fanfiksi untuk karya dari Gemma T. Leslie tersebut, bersama dengan Wren.

Ini sebabnya Cath menulis fanfiksi. Untuk saat-saat ini, ketika dunia mereka menggantikan dunia nyata. Ketika ia bisa menunggangi perasaan mereka terhadap satu sama lain seperti ombak, seolah sesuatu yang jatuh menuruni bukit. (hal. 102)
Keduanya menulis fanfiksi tersebut di sebuah website bernama Fanfixx.net dengan nama Magicath dan Wrenegade. Walaupun mengambil tokoh dari cerita karangan GTL tersebut, menurut mereka—terutama Cath—Simon dan Baz tidak lagi saling bermusuhan, bahkan mereka saling jatuh cinta. Fanfiksi berjudul Carry On, Simon tersebut malah mendapat hit sampai 35.000, bahkan banyak orang-orang yang menanti Cath untuk dengan segera melanjutkan ceritanya.

“Inti dari fanfiksi adalah bahwa kau harus bermain di dalam alam semesta orang lain. Menulis ulang aturannya. Atau membengkokkannya.” (hal. 131)
Namun, semua berubah semenjak mereka kuliah di UNO, Nebraska. Cath dan Wren tidak lagi terlihat sering bersama. Ada banyak alasan tentunya, mulai dari keinginan Wren memisahkan diri dari Cath—dia hanya ingin dilihat sebagai Wren, bukan saudara kembar Cath—, memiliki kamar asrama yang berbeda, hingga perilaku keduanya semasa kuliah disana yang berbanding terbalik.

Cath adalah seorang introvert yang hanya menyenangi dunianya sendiri, ia terpaksa sekamar dengan Reagan—yang terlihat jutek tapi baik hati walau sering membawa teman cowoknya ke kamar mereka—dan lebih senang menulis fanfiksi daripada harus bergaul dengan teman-teman kampusnya. Berbeda dengan Cath, Wren yang sekamar dengan Courtney cenderung menghabiskan waktu kuliahnya untuk hal-hal seperti berpesta, mabuk-mabukan, dan berkencan.

Dalam situasi baru, semua peraturan yang paling sulit adalah yang tidak ada seorang pun mau menjelaskannya. (Dan yang tidak bisa kau cari di Google). (hal. 14)

Dan terkadang kau memegang tangan seseornag hanya untuk membuktikan kalau kau masih hidup, dan bahwa ada manusia hidup lain di sana yang menegaskan fakta itu. (hal. 105)
Cath yang memilih kelas Penulisan Fiksi akhirnya bertemu dengan Nick, partner menulis yang asyik diajak berbagi soal penulisan walau terkadang karya fiksi yang ditulis Nick terlalu banyak dikoreksi Cath. Hingga suatu saat, Nick mengkhianati Cath.

Itulah keindahan menyusun kata-kata—keluarnya semakin mudah ketika semakin banyak kau menulisnya. (hal. 444)

Terkadang menulis itu seperti berlari menuruni bukit, jari-jarimu tersentak di belakangmu di atas keyboard seperti yang kakimu lakukan ketika kaki-kaki itu tidak bisa mengimbangi gravitasi. (hal. 445)
Ditambah, Profesor Piper memberikan nilai F pada tugas penulisan fiksinya. Apa yang salah? Cath hanya menulis fanfiksi seperti yang sering dilakukannya. Namun, Profesor Piper mengatakan bahwa fanfiksi adalah sebuah bentuk plagiarisme, bukan mutlak sebuah karangan karena hanya mengambil tokoh yang sudah ada dari penulis lain. Dan Cath benci itu, ia bahkan memutuskan untuk tidak akan menyelesaikan tugasnya yang satu ini hanya karena ia tidak bisa jika bukan tentang Simon yang ditulisnya.

“Penting. Kalau kau diminta untuk menulis sesuatu yang orisinal, kau tidak bisa begitu saja mencuri cerita orang lain dan menyusun kembali karakter-karakternya.” (hal. 113)

“... Tidak ada yang lebih memabukkan daripada menciptakan sesuatu dari nol. Menciptakan sesuatu dari dirimu sendiri.” (hal. 274)
Ketika Cath hampir putus asa, ayahnya dikabarkan mengalami mental illness saking gila kerjanya. Termasuk keadaan ketika Cath menyukai teman cowok dari teman sekamarnya yang ternyata mantan teman sekamarnya itu, Levi—mantan Reagan sewaktu SMP. Dan lagi, masalah tentang Nick, karya fiksi 10.000 kata dari Profesor Piper, keadaan Wren yang mabuk berat, hingga ia dihadapkan pada pertemuan dengan ibunya yang telah meninggalkan mereka—Cath dan Wren—sewaktu mereka masih kecil.

Apa gunanya memiliki saudari kembar kalau kau tidak memperbolehkannya menjaga dirimu? Kalau kau tidak memperbolehkannya berjuang di belakangmu? (hal. 121)
Belum lagi, ia harus segera menamatkan fanfiksi Carry On, Simon itu sebelum seri Simon Snow kedelapan akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Ia bingung antara sembilan hari menuju launching Simon Snow dan Tarian Kedelapan, dua belas hari untuk tugas penulisan fiksinya kepada Profesor Piper, dan empat belas hari menuju kepulangan Levi ke Arnold. Akankah Cath mampu mengendalikan semuanya? Siapa yang akan membantunya dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya itu? Baca selengkapnya di Fangirl.

***

Ini adalah buku pertama dari terbitan Penerbit Spring, dan buku pertama Rainbow Rowell yang aku baca—FYI aja sih, dengan terjemahan bahasa Indonesia tentunya. Syukurlah aku bisa menamatkannya dalam tenggat waktu yang tepat, kita mulai dari mana ya?

Fangirl Cover Edition: 1. Kindle Edition - 2. Hardcover - 3. Paperback
Cover, too cute to be true. Siapa yang nggak tertarik dengan cover manis Fangirl ala Indonesian edition ini? Selain karena nggak jauh beda sama cover aslinya berwarna hijau pastel, cover ala Spring ini juga dibuat dengan karya desain masa kini. Menggambarkan Cath—berkacamata dan dikuncir—yang menyandar pada Levi yang senantiasa bersama di sisinya untuk mendengarkan cerita fanfiksi yang ditulis Cath, ditambah dengan bookshelf berisi seri fantasi Simon Snow. Firstly, judge book by cover, xoxo.

Jangan terlalu banyak berharap tinggi terhadap tokoh-tokohnya. Karena apa? Karena Cath—si pemeran utama kita—bukanlah sosok yang cukup keren untuk dielu-elukan. Ia terlalu penyendiri, penutup, dan kadang menyebalkan. Wren dengan perilakunya yang menggambarkan anak muda Barat. Reagan yang bisa dibilang jutek tapi aslinya baik hati—dan penurut pada Mom-nya. Hingga Levi, pacar Cath yang tidak harus memiliki tampilan ala cowok-cowok keren tapi tetap setia dan siap sedia kala Cath membutuhkannya dalam hal apapun. Mereka bukanlah tokoh seperti novel kebanyakan, tapi bisa dibilang kalau mereka sebenarnya interpretasi dari hidup kita juga, bahwa setiap manusia nggak harus selalu cantik, ganteng, imut, dan sebagainya; mereka juga manusia yang normal.

Thanks Spring ^^
Alur yang diceritakan pun agak lambat sebenarnya, terlebih kalau kamu sudah merasa bosan duluan semenjak awal baca bukunya, hingga akhirnya menyerah. Tapi... begitulah cara Aunty Rowell menuliskan ceritanya, kamu nggak akan tahu bagian mana yang mengejutkannya sebelum kamu membaca habis keseluruhan isi buku yang satu ini. Jadi, sebelum men-judge bahwa kamu nggak paham isinya, saranku kamu harus benar-benar membaca semuanya deh!

Dari segi latar, diambil di daerah bernama Nebraska—kampus kuliah—dan Omaha—rumah Cath, Wren, dan ayahnya. Kadang juga tempat-tempat lain semacam Lincoln, dan beberapa nama hall. Ini bisa dikatakan daerah tempat tinggal penulisnya sendiri sih, jadi latar yang diceritakan apik dan cukup mudah bagi kita membayangkan keadaan di daerah sana—terkecuali kalau kamu memang pernah pergi ke Nebraska, Omaha, dan sekitarnya.

Mengenai isi, walaupun alurnya agak lambat—oke, aku sudah katakan ini—tapi aku tetap cukup menikmatinya. Inilah yang menarik, karena seakan-akan cerita ini dibuat semurni mungkin mendekati kehidupan manusia normal sebenarnya. Kadang ada percakapan yang penting-nggak-penting, tapi sebenarnya... bukankah kita juga sering demikian, mengucapkan hal-hal yang nggak perlu demi mengisi suasana hari? Setuju?

Dan terhadap ‘kegilaan’ Cath terhadap fanfiksi Simon Snow itu, nggak masalah sih. Setiap orang punya kesukaannya masing-masing menurutku, dan tingkat kesukaannya pun beragam, ada yang biasa, lumayan, sedang, banget, hingga fanatik kebangetan macam Cath. Yang penting, jangan sampai berlebih-lebihan aja sih, ya nggak? Dan menurutku, soal fanfiksi adalah bentuk plagiarisme yang dikatakan Mrs. Piper itu, memangnya benar ya? Sejauh ini aku belum baca tentang hal itu, tapi menurutku kalau fanfiksi ini hanya sekadar karya untuk mengapresiasi karya orang lain juga, nggak masalah, selagi tujuannya bukan untuk komersil dan ‘memanfaatkan kesempatan’. Ya kalau di luar itu, kembali pada hak ciptanya sendiri sih.

Last but not least, aku suka gaya menulis Aunty Rowell dalam Fangirl ini, ya terkadang ada beberapa terjemahan dan typo yang kurang sreg sih, dan itu bukan masalah besar. Semoga ke depannya, Spring sebagai penerbit baru yang mengkhususkan menerbitkan buku terjemahan Barat bisa lebih baik lagi ya. Boleh request menerjemahkan Landline dari Rainbow Rowell juga nggak? Aku ikutan jadi proofreader-nya juga deh *ups*

Dan kamu, yang penasaran dengan anak pertama Spring ini, yuk dibeli bukunya di toko buku. Bisa online juga via OwlBookStore.co.id atau toko buku online kesayangan kamu. Psst, datang juga ke Indonesia International Book Fair ya, disana Fangirl dijual dengan diskon, lho :P
“ketika kau menyadari ada seorang cowok yang menatapmu dengan pandangan berbeda—bahwa kau memenuhi lebih banyak tempat di bidang pandangnya. Saat itulah ketika kau tahu dia tidak bisa melihat hal lain selain dirimu lagi.” (hal. 41)

“Aku tidak perlu mengikuti aturan apa pun. Buku aslinya sudah ada; bukan tugasku untuk menulisnya ulang.” (hal. 131)

Kalau kau mempelajari sesuatu yang tidak dipedulikan oleh siapa pun, apa itu berarti semua orang akan membiarkanmu sendirian? (hal. 272)

“Aku bukan kau. Membuat orang bahagia membuatku senang. Bahkan, itu memberiku lebih banyak energi untuk orang-orang yang kusayangi.” (hal. 312)

“Hidup bahagia selamanya, atau bahkan hanya bersama selamanya, bukan murahan,” — “Itu adalah hal paling mulia, seperti hal yang paling berani yang bisa dicapai oleh dua orang.” (hal. 406)

by.asysyifaahs(◕‿◕✿)

2 comments:

  1. saya suka eleanor & park... hrs baca ini juga nih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ya? Tapi banyak yang bilang E&P itu kurang sreg gegara terjemahannya Mbak

      Delete

Review di a, Greedy Bibliophile adalah pendapat suka-suka yang sifatnya subjektif dari si empunya blog. Aku berusaha jujur, karena barang siapa jujur sesungguhnya dia masih hidup.

Aku nggak pernah memaksa kamu untuk setuju dengan pendapatku sendiri. Jangan sebel, jangan kesel, kecuali kamu mau itu menjadi beban besar yang berat ditanggung.

Boleh komentar, boleh curhat, boleh baper, tapi jangan promosi jualan obat atau agen judi bola. Tulis dengan bahasa manusia yang sopan dan mudah dimengerti ya.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga ada cerita yang bermanfaat, jangan lupa kuenya boleh dibawa. Asal tulisan aku jangan dicomot seenak udelmu.

tertanda,

yang punya cerita

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
a book blog by @asysyifaahs